Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Orangutan Kalimantan yang Diselamatkan dari Jateng Alami Malnutrisi

Kompas.com - 10/08/2020, 10:47 WIB
Hendra Cipta,
Dony Aprian

Tim Redaksi

"Segala proses adminitrasi juga sudah dirampungkan untuk memastikan satwa ini dapat segera sampai di tempat yang lebih baik tanpa ada hambatan," ucap Sadtata.

Kedua orangutan ini tiba di Pusat Penyelamatan dan Rehabilitasi IAR Indonesia, Jumat (7/8/2020). Selama perjalanan lebih dari 36 jam dari Semarang menuju Ketapang, kondisi Boboy dan Samson cukup baik.

"Mereka makan dan minum dengan sangat baik. Setibanya mereka langsung ditempatkan di dalam kandang karantina yg sudah dilengkapi dengan enrichment daun serta hammock," ujar Sadtata.

Kepala BKSDA Jawa Tengah Darmanto mengatakan, keberadaan kedua orangutan dewasa tersebut telah dipantau dan diverifikasi sejak Oktober 2019.

"Kami kemudian melaporkan kepada Direktur Jenderal KSDAE dan Direktur KKH untuk mendapat arahan langsung terkait penyelamatan kedua orangutan tersebut bersama lembaga terkait," kata Darmanto.

Direktur Kebijakan Konservasi Hutan (KKH) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indra Exploitasia mengatakan, kesejahteraan satwa merupakan hal penting dalam upaya konservasi.

"Untuk itu dalam proses konservasi baik in situ maupun ex situ, terselenggaranya kesejahteraan hewan perlu dijamin dan hal ini juga merupakan mandat undang-undang," kata Indra.

Sementara itu, Karmele L. Sanchez, Direktur Program IAR Indonesia mengatakan, mereka sudah menyelamatkan orangutan di Kalimantan Barat selama lebih dari 10 tahun.

"Kami masih merasa sangat sedih melihat orangutan yang seharusnya hidup bebas di alam, dikurung dalam kandang selama hidupnya," ujar Karmele.

Proses rehabilitasi orangutan akan jauh lebih sulit dilakukan pada orangutan yang sejak lahir sudah dikurung di kandang dan tidak pernah belajar hidup di alam bebas selama hidupnya.

Terlebih apabila orangutan ini memiliki penyakit atau kelainan dan cacat akibat pemeliharaan yang salah, orangutan ini tidak akan mampu lagi untuk hidup bebas di habitat aslinya.

"Mereka harus hidup di sanctuary IAR Indonesia selama sisa hidupnya," ucap Karmele.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com