Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebanyak 130 Orangutan di Pusat Rehabilitasi Terancam Kehabisan Makanan di Tengah Corona

Kompas.com - 29/04/2020, 06:12 WIB
Zakarias Demon Daton,
Khairina

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com – Pusat rehabilitasi orangutan di Samboja, Kalimantan Timur, terancam kehabisan makanan di tengah pandemi virus corona atau Covid-19.

“Sejauh ini masih ada stok. Tapi kami khawatir ketika para petani enggak ke ladang lagi. Harus tinggal di rumah. Kalau itu dilakukan maka makanan orangutan juga terancam,” ungkap CEO Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) Samboja, Jamartin Sihite, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/4/2020).

Jamartin menuturkan stok makanan hingga pertengahan bulan depan masih aman untuk 130 orangutan yang kini direhabilitasi di Samboja.

“Tapi kami agak khawatir. Kalau sampai bulan Juli hingga Agustus kondisi pandemi belum selesai, kami kesulitan,” jelasnya.

Baca juga: Kenalkan Sinar, Bayi Orangutan Penghuni Baru Taman Nasional Gunung Palung

Selama ini, BOSF bekerjasama dengan kelompok petani di sekitaran Samboja dan Balikpapan untuk pembelian makanan orangutan, buah-buahan dan sayuran-sayuran.

“Kalau petani enggak tanam, apa yang mau kita panen. Selama ini kami beli makanan orangutan dari petani di sekitar Samboja,” terang dia.

Selain makanan, ancaman lain adalah alat-alat safety yang digunakan para petugas di lokasi rehabilitasi, seperti masker, sarung tangan, hand sanitizer dan cairan disinfektan.

“Bahan-bahan itu sudah jadi standar kami. Bukan di saat Covid-19 saja. Kami biasanya stok per dua bulan sekali. Sampai bulan depan kami aman, kalau itu habis kami beli dimana. Mudahan di pasar masih ada stok,” kata dia.

“Kalaupun ada tapi dengan harga naik hampir dua kali lipat ini pasti kami kesulitan,” sambung dia.


Kekurangan donasi

Selain makanan pihak pengelola juga kekurangan donasi untuk operasional pusat rehabilitasi orangtua.

Jamartin mengatakan selama ini pihaknya hanya mengandalkan donasi dari orang perorangan dan koorporasi bukan pemerintah.

“Tapi selama Covid-19 para donatur kami di luar negeri banyak kehilangan pekerjaan. Mereka yang sebelumnya kerja harian atau bulanan masih dapat penghasilan dan bisa sumbang. Tapi sekarang tidak ada,” kata dia.

Sebagai langkah antisipasi, kini pengelola membuka donasi melalui Kitabisa.com.

“Mari kita pikirkan bersama. Ada satwa liar juga terancam lho di tengah pandemi ini,” tutur dia.

Baca juga: Bayi Orangutan Ditemukan di Pinggir Hutan, Dibawa ke Rumah Karantina

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com