Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Bercelana SD Tewas dengan Mulut Berbusa, Polisi Temukan Plastik Bekas Tuak di Sebelahnya

Kompas.com - 06/08/2020, 15:22 WIB
Rachmawati

Editor

"Untuk hasilnya, nanti kita tunggu proses pemeriksaan," pungkasnya.

Baca juga: Bocah SD Ditemukan Tewas Tersangkut di Pohon Bakau

KPAI salahlah orangtua

Sementara itu Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya Ato Rinanto mengatakan jika tewasnya bocah dengan mulut berbusa karena minimnya pengawasan orangtua.

Apalagi saat ini para siswa harus belajar online sehingga perlu didampingi oleh orangtua.

"Ini imbas dari tidak siapnya orangtua dan guru dalam melakukan pengawasan saat diberlakukannya belajar sistem online atau daring."

"Seharusnya, anak tersebut mendapatkan pelajaran selama belajar di rumah, dan malah salah pergaulan berada di jalanan," jelas Ato kepada Kompas.com, Kamis (6/8/2020).

Baca juga: Nyambi Bandar Tuak, Oknum Ketua RT di Tasikmalaya Jadikan Rumahnya Pabrik Miras

Ato mengatakan ada dua masalah sosial anak yang klasi saat pandemi.

Pertama adalah kondisi anak yang memiliki ponsel sendiri maka akan sibuk bermain game di gawai.

Anak dengan klasifikasi ini, menurut Ato, memiliki masalah baru yakni apatis karena fokus memainkan gawai.

Kalisifikasi kedua, lanjut Ato, adalah anak menengah ke bawah yang justru tak memiliki gawai sendiri untuk belajar online.

Baca juga: Perjuangan Anastasia, Menjual Kayu Api untuk Hidupi Keluarga dan Menyekolahkan Anak

Anak model kedua ini bisa mengalami salah pergaulan dan memilih bergaul di jalanan karena proses belajar tatap muka selama masa pandemi sekarang ditiadakan.

"Nah, untuk kasus korban temuan mayat anak ini termasuk ke klasifikasi anak yang kedua. Tak memiliki gadget, malah salah gaul, dan bergaul di jalanan seperti itu," tambah Ato.

KPAID Tasikmalaya pun berharap kasus mayat anak itu segera terungkap sehingga bisa diketahui penyebab kematiannya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Irwan Nugraha | Editor: Farid Assifa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com