Pendharmaan mahesa cempaka
Arkeolog BPCB Jawa Timur, Wicaksono Dwi Nugroho mengungkapkan, bangunan talud di Desa Kumitir merupakan salah satu penemuan besar benda purbakala pada tahun 2019.
Berdasarkan kajian awal, Situs Kumitir merupakan tempat pemujaan atau pendharmaan dari mahesa cempaka, salah satu raja di Kerajaan Singasari.
Mahesa Cempaka merupakan anak dari Ken Arok dan Ken Dedes. Dia adalah kakek dari Raden Wijaya, pendiri kerajaan Majapahit.
"Kajian awal, itu merupakan tempat pendharmaan Mahesa Cempaka. Pada masa Singasari, beliau bertindak sebagai raja mendampingi (raja) Wisnuwardhana," kata Wicaksono, kepada Kompas.com.
Berdasarkan naskah Negarakertagama dan Pararaton, Raja Mahesa Cempaka wafat 1268 masehi.
Baca juga: Warga Gunungkidul Bongkar Talud yang Diduga Jadi Sarang Ular Kobra
Menurut Wicaksono, berdasarkan kitab Negarakertagama, Mahesa Cempaka didharmakan di Kumeper pada tahun 1280 Masehi.
Sedangkan dalam kitab Pararaton, nama tempat pendharmaan dari Mahesa Cempaka adalah Kumitir.
Tempat pendarmaan Mahesa Cempaka diperkirakan dibangun pada masa kerajaan Singasari, saat kerajaan itu dipimpin oleh Raja Kertanegara.
Lalu, tempat pemujaan itu diperbaharui pada masa kerajaan Majapahit saat dipimpin oleh Raja Hayam Wuruk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.