Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2020, 14:40 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Hadi Pranoto meminta Pemerintah Pusat Gugus Tugas Covid-19 dan lembaga terkait seperti Kemenkes, BPOM, IDI untuk tidak mencemooh dan beropini negatif.

Sebab, kata dia, masyarakat akan dibuat bingung sehingga tidak memberi solusi pencegahan penyebaran Covid-19.

"Saya memohon sekali kepada IDI dan lembaga terkait untuk mengakomodir apa yang sudah kita temukan ini, jangan mencemooh kemudian jangan beropini yang enggak-enggak, sehingga membuat publik pun akan menjadi bingung," kata Hadi saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/8/2020).

Baca juga: Mengenal Hadi Pranoto yang Ciptakan Obat Covid-19, Mengaku Profesor dan Punya Tim Riset

Hadi menilai seharusnya apa yang  disampaikan di YouTube Anji tersebut, bisa dilihat dari sisi positifnya.

Ia mengklaim penemuan antibodi Covid-19 itu adalah bentuk inisiatifnya lewat riset bersama 10 relawan di laboratorium di luar negeri.

Timnya berniat mengembangkan ramuan herbal itu untuk berkontribusi ke pemerintah dalam mengurangi penularan Covid-19.

"Setelah lihat video seharusnya insiatif, oo itu ada yang baik jadi perlu dipanggil untuk lakukan uji klinis bukan malah dicaci maki, kita itu anak bangsa ingin memberikan sesuatu karya kepada bangsa ini jadi jangan disudutkan dihantam kanan kiri, kalau semua riset anak bangsa diperlakukan seperti ini tentu tidak akan bisa bangkit di dunia keilmuan," ungkapnya.

Baca juga: Hadi Pranoto yang Klaim Obat Covid-19 Mengaku Bergelar Doktor S3, IPB Membantah

Bukan lulusan IPB

Berdasarkan penelusuran Kompas.com di website Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti) ada nama Hadi Pranoto dengan gelar akademik doktor (Dr) lulusan S3 Institut Pertanian Bogor (IPB).

Namun foto Hadi Pranoto di website Dikti tersebut berbeda dengan Hadi Pranoto yang tampil di YouTube musisi Anji.

Hadi Pranoto lulusan S3 IPB yang ada di website Dikti saat ini merupakan dosen di Universitas Mulawarman.

Kompas.com sendiri menanyakan ke Hadi Pranoto soal gelar doktornya.

Saat dikonfirmasi mengenai latar belakang pendidikan S-3 dari IPB, Hadi Pranoto membenarkannya.

"Iya," kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com via WhatsApp mengenai pendidikan terakhirnya tersebut, Senin (3/8/2020).

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti melalui rilis ke Kompas.com membantah jika Hadi Pranoto lulusan S3 IPB.

"Menurut penelusuran di internal institusi kami, sosok Hadi Pranoto yang dimaksud Kompas.com adalah orang yang berbeda dengan Hadi Pranoto yang merupakan alumnus IPB (saat ini dosen Universitas Mulawarman). Nama sama, tetapi beda orang," tulis Yatri dalam rilis, Senin (3/8/2020).

IPB melalui Yatri keberatan jika Hadi Pranoto yang ada di YouTube musisi Anji dikaitkan sebagai alumnus IPB.

"Oleh karena itu kami sampaikan keberatan atas pemberitaan yang menyebutkan bahwa Hadi Pranoto yang dimaksud adalah alumni IPB," pungkas Yatri.

Penjelasan Universitas Mulawarman

Dihubungi secara terpisah, Hadi Pranoto yang juga dosen di Universitas Mulawarman menegaskan jika ia bukanlah Hadi Pranoto yang tampil di YouTube musisi Anji.

"Iya jadi data di Dikti itu memang saya," kata Hadi melalui telepon kepada Kompas.com, Senin (03/8/2020).

Hadi yang saat ini berada di Kalimantan meminta perhatian dan kerjasama agar informasi mengenai dirinya segera diluruskan.

"Dari fotonya juga bukan saya, terus bidang keahliannya juga bukan saya, dia (Hadi yang viral di YouTube musisi Anji) itu kan ngomongnya profesor dan bidang keahliannya Mikrobiologi, sedangkan saya bidangnya Agroforestri dan dosen Fakultas Pertanian dan saya alumni IPB S3, S1 UMM Malang, S2 Mulawarman Samarinda," bebernya.

Hadi Pranoto yang saat ini Dosen Universitas Mulawarman menerima permintaan maaf Kompas.com yang sempat mengira dirinya adalah orang yang sama dengan Hadi Pranoto yang tampil di YouTube musisi Anji.

Dengan begitu, ia menyampaikan agar pemberitaan diluruskan saja dan menyarankan untuk konfirmasi ke Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas, Universitas Mulawarman.

"Disampaikan apa adanya saja di berita bahwa memang Hadi (viral YouTube) itu bukan saya," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama dan Humas, Universitas Mulawarman, Dr. Bohari Yusuf menyampaikan hal yang sama bahwa sosok Hadi Pranoto yang dimaksud di pemberitaan adalah orang yang berbeda dengan Hadi Pranoto yang saat ini mengampu sebagai Dosen Universitas Mulawarman.

"Namanya ada di website itu dan memang Hadi yang di sini alumni IPB. Yang penting ditulis aja bahwa Hadi Pranoto yang viral itu tidak ada kaitannya dengan Universitas Mulawarman," kata Bohari kepada Kompas.com, Senin (03/8/2020).

Bohari juga memberi maaf dan menganggap kekeliruan ini bisa menjadi pembelajaran ke depannya.

"Enggak ada masalah (dengan berita itu) yang penting jelaskan saja kalau Hadi Pranoto itu enggak ada kaitannya dengan kita (Universitas Mulawarman)," tegasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Dukung Mahasiswa Berjiwa Wirausaha, Dompet Dhuafa Banten Resmikan Program Kantin Kontainer

Dukung Mahasiswa Berjiwa Wirausaha, Dompet Dhuafa Banten Resmikan Program Kantin Kontainer

Regional
Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Regional
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com