Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengaku Temukan Obat Covid-19, Hadi Pranoto Minta Jangan Dicemooh

Kompas.com - 03/08/2020, 14:40 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Untuk melakukan riset herbal antibodi Covid-19 itu, Hadi menyebut tidaklah mudah karena harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit dan butuh tenaga ekstra.

Hingga saat ini, kata dia sudah ratusan ribu botol yang dia produksi dan sudah dibagikan ke masyarakat yang kurang mampu

"Nah lembaga terkait ini harusnya bertanggung jawab bukan malah saya, karena lembaga ini yang disumpah oleh negara dan sudah makan gaji uang dari rakyat, kan harusnya mereka mengakomodir apa yang menjadi hasil temuan rakyat bukan malah mendiskreditkan hasil temuan ini," terangnya.

Baca juga: Kontroversi Klaim Obat Covid-19 Hadi Pranoto dan Imbauan Selektif Menyerap Informasi...

Dia menambahkan, antibodi Covid-19 yang dibuat oleh tim risetnya bukanlah vaksin yang biasa diimpor pemerintah.

Adapun bahan yang digunakan murni dari tumbuhan-tumbuhan alam yang sudah lama diriset sehingga dinamakan antibodi Covid-19 berbahan herbal. 

"Jadi kita mencari senyawa herbal yang ada di Indonesia dan kita kembangkan di tempat laboratorium yang memang punya kemampuan mengurangi herbal tersebut dan kadang kita kembangkan lewat laboratorium yang dipinjam di Belanda, karena keterbatasan laboratorium kita dan sedangkan di sini belum ada yang mengembangkan secara serius tentang penelitian juga riset herbal ini. Jadi jangan menyalahkan kami," ungkap dia.

Sebelumnya, pemerintah dan sejumlah pakar mengomentari pernyataan terkait obat atau herbal yang bisa menyembuhkan Covid-19.

Tidak sedikit orang Indonesia atau pihak tertentu yang mempertanyakan dan meragukan klaim tersebut.

Bahkan Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan yang pernah menjadi Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, angkat bicara soal klaim obat Covid-19 Hadi Pranoto tersebut.

Achmad Yurianto, yang biasa disapa Yuri, menganggap hal tersebut sebagai pembodohan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com