Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karena Corona, Gedung Sate Pun Ditutup Sementara...

Kompas.com - 31/07/2020, 11:55 WIB
Rachmawati

Editor

Genap berusia 100 tahun

Kantor Gubernur Jawa Barat atau yang dikenal dengan Gedung Sate (Gesat) genap berusia 100 tahun pada 27 Juli 2020 lalu.

Tiga hari kemudian, gedung bersejarah tersebut ditutup karena 40 pegawainya positif Covid-19.

Pada Jumat (25/7/2020), Gubernur Ridwan Kamil mengatakan rencananya tahun ini, Gedung Sate akan dibuka untuk umum. Tak hanya dibagian taman, tapi juga bagian dalam agar warga tak lupa sejarah.

Baca juga: Seabad Gedung Sate, Fondasi Batu Bulat Anti-gempa dan 6 Juta Gulden

Namun rencana tersebut dibatalkan karena pandemi Covid-19.

"Kita sudah deklarasi, tahun ini Gesat dibuka untuk umum, tapi keburu Covid-19, jadi harusnya kalau normal ada tour guide, boleh masuk ke dalam. Sekarang kan enggak boleh," kata Emil, sapaan akrabnya, di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (25/7/2020) lalu.

Sejak kepemimpinan Ridwan Kamil, tampilan Gedung Sate sedikit berubah. Bahkan ada renovasi di lapangan Gasibu yang secara historis menjadi satu kawasan dengan komplek perkantoran.

Baca juga: Wisata ke Gedung Sate, Naik Balon Terbang hingga Lihat Lukisan

"Renovasi sudah, tapi kalau ngerenovasi gedung sate mah enggak boleh menyentuh. Paling malem dilampuin lagi, Gasibu juga bagian Gesat lagi dibangun tuh pilar-pilar itu dalam rangka 100 tahun."

"Nanti 1 pilar 1 kabupaten kota. Karena selama ini tidak ada representasi tiap daerah di Bandung (sebagai ibu kota Jabar)," kata Emil.

Dari kacamata seorang arsitek, Emil menilai jika Gedung Sate merupakan bangunan pemerintahan yang paling megah dan kokoh.

Baca juga: Sejarah Gedung Sate yang Kini Berusia 100 Tahun

Selain ikonik, Gedung Sate juga memiliki simbol perjuangan bangsa.

"Bandingin lah dengan gedung gubernur, wali kota, menteri, yang paling keren dari sisi estetika adalah Gedung Sate. Gedung sate juga simbol perjuangan, pada zaman penjajahan kan ada yang berjuang kan orang-orang PU (Pekerjaan Umum) meninggal beberapa orang di sana. Jadi nilai historisnya luar biasa," ucap Emil.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dendi Ramdhani | Editor: Abba Gabrillin, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com