82 Santri Pondok Gontor Dinyatakan Sembuh, Tersisa 4 Orang yang Masih Dirawat

PONOROGO, KOMPAS.com - Jumlah santri Pondok Modern Darussalam Gontor 2, Siman, Ponorogo, positif Covid-19 yang dinyatakan sembuh terus meningkat.

Saat ini, 82 dari 86 santri yang dinyatakan positif Covid-19 telah dinyatakan sembuh pada Selasa (28/7/2020).

Baca juga: Khofifah: Sekarang Kita Berupaya agar Angka Kematian Menurun dan Kesembuhan Naik

“Angka kesembuhan hari ini meningkat. Alhamdulillah hari ini 27 santri Pondok Gontor 2 dinyatakan sembuh. Dengan demikian total santri Pondok Gontor 2 yang sudah sembuh sebanyak 82 orang,” kata Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni lewat keterangan tertulis, Selasa (28/7/2020) malam.

Tersisa empat santri positif Covid-19 yang masih dirawat di Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Surabaya.

Ia optimistis empat santri tersebut sembuh dalam waktu dekat. Sehingga, pasien itu bisa dipulangkan ke Ponorogo.

Meski tingkat kesembuhan tinggi, Ipong meminta warga Ponorogo dan santri Pondok Gontor tetap mematuhi protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Sebanyak 186 kasus positif Covid-19 tercatat di Ponorogo hingga Selasa (28/7/2020). Dari jumlah itu, 158 pasien dinyatakan sembuh, 23 masih dirawat, dan lima meninggal.

Sementara itu Juru Bicara Satgas Covid-19 Pondok Gontor, Dr. H.M Adib Fuadi Nuriz mengatakan, cepatnya penanganan kasus berdampak pada tingkat kesembuhan santri Pondok Gontor-2 sangat tinggi.

Empat hari sebelumnya, 25 santri Pondok Gontor 2 positif Covid-19 dinyatakan positif Covid-19 namun kini sudah dinyatakan sembuh.

Baca juga: Kronologi Pesepeda Dipukul dan Diancam dengan Katana, Pelaku Emosi Mobilnya Ditabrak

“Mereka tiba di Rumah Sakit Lapangan Covid-19 Pemprov Jatim di Surabaya pada hari Jumat 24 Juli 2020 dan alhamdulillah empat hari berikutnya telah dinyatakan negatif dan diperbolehkan pulang,” ungkap Adib.

Untuk mempersiapkan diri sebagai kampus bebas covid-19, Pondok Gontor 2 meningkatkan kedisiplinan dalam pelaksanaan protokol kesehatan. Seluruh santri kini sudah menjadikan protokol kesehatan sebagai budaya dan kebiaasaan.