KOMPAS.com - Diduga sebelum tewas di dalam mobil, dua orang penumpang kapal KMP Nusa Putra berjenis kelamin pria dan wanita berinisial S (54) dan RW (33) melakukan hubungan badan. Pasalnya, ditemukan bercak sperma di tubuh RW.
Hal itu berdasarkan hasil visum yang dilakukan pihak kepolisian.
Polisi menduga keduanya meninggal karena keracunan gas karbon monoksida. Karena saat ditemukan pertama kali mobil dan AC menyala.
Sementara itu, setelah sempat menghilang selama tiga bulan sejak Rabu (12/2/2020) lalu, Katiyani (27), warga Desa Girimarto, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, ditemukan tinggal kerangka pada Sabtu (16/5/2020).
Kepada polisi, keluarga korban mengaku terakhir melihat Katiyani keluar dari rumah pada pertengahan Febuari 2020.
Sejak itu, korban dilaporkan tidak pernah kembali ke rumah lagi.
Tiga bulan kemudian, pihak keluarga mendapat kabar jika korban ditemukan tak bernyawa dan hanya menyisakan kerangka manusia saja.
Berikut berita populer nusantara selengkapnya:
Kapolres Cilegon AKBP Yudhis Wibisana mengatakan, ditemukan bercak sperma di tubuh RW
Diduga, sebelum tewas di dalam mobil, S (54) dan RW (33) melakukan hubungan badan.
Kata Yudhis, berdasarkan hasil visum, ada luka di kemaluan korban perempuan serta ada bercak sperma.
"Diduga sudah melaksanakan hubungan intim," ujar Yudhis kepada wartawan di Cilegon, Senin (27/7/2020).
Baca juga: Sopir dan Penumpang Travel Tewas Telanjang Dalam Mobil, Diduga Habis Berhubungan Intim
Warga Kecamatan Puhpelen, Wonogiri, dihebohkan dengan ditemukan tulang kerangka manusia di jurang dekat pemakaman umum Giriharjo, Sabtu (25/7/2020).
Saat ditemukan, kerangka Katiyani menggunakan jaket berwarna merah dan bercelana jins biru.
Setelah polisi melakukan pemeriksaan, kerangka manusia tersebut bernama Katiyani (27) warga Desa Girimarto, Kecamatan Girimarto, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, yang dikabarkan sempat hilang selama tiga bulan Rabu (12/2/2020) lalu.
Kepada polisi, keluarga korban mengaku terakhir melihat Katiyani keluar dari rumah pada pertengahan Febuari 2020. Sejak itu, korban dilaporkan tidak pernah kembali ke rumah lagi.
“Hasil tes DNA dengan keluarga yang bersangkutan ternyata sesuai. Jadi kerangka manusia itu adalah saudari Katiyani,” ujar Kasat Reskrim Polres Wonogiri, Iptu Ghala Rimba Doa Sirang yang dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon seluler, Senin (27/5/2020) sore.
Baca juga: Tiga Bulan Hilang, Wanita di Wonogiri Ditemukan Sudah Jadi Kerangka
Ponidi (47), warga Tanjungselamat, Desa Tenjungpasir, Kecamatan Kualuhselatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, dilaporkan diterkam buaya, Minggu (26/7/2020).
Koordinator Pos SAR Tanjungbalai Sukro Adi mengatakan, korban diterkam buaya saat hendak pergi ke kebun sawit miliknya bersama istri dan anaknya yang berada di seberang Sungai Simangalam.
Setelah sampai di kebun, sambung Adi, korban langsung turun dari perahu hendak menambatkan perahu miliknya di tepi sungai.
Namun, saat baru menjejakan kaki, tiba-tiba korban langsung diterkam buaya.
Tubuh korban dalam sekejap hilang diseret buaya ke dalam air.
Istri dan anak korban yang melihat itu, langsung berteriak histeris meminta tolong warga dan melaporkan kejadian tersebut.
Petugas yang mendapat laporan tersebut langsung mendatangi lokasi kejadian.
Dikatakan Adi, saat personel tiba di tempat kejadian, hari sudah malam.
"Diputuskan pelaksanaan operasi SAR hari ini dan belum berhasil menemukan korban," kata Adi dalam keterangan tertulis, Senin (27/7/2020).
Baca juga: Detik-detik Tubuh Ponidi Diseret Buaya hingga Menghilang, Istri dan Anak Menjerit-jerit Histeris
Seorang bayi berusia 11 bulan berisial NPJ 11 bulan tewas setelah tertabrak mobil majikan ibunya Senin (27/7/2020) sekitar pukul 10.00 WIB.
Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi sebelum memanaskan mobil, MADP pemilik rumah sekaligus majikan orangtua NJP sedang memanaskan mobilnya. Ia berencana ke bank untuk membayar tagihan.
Sambung Sulhadi, sebelum memanaskan mobil, MADP sempat mengecek kolong mobil karena kucingnya kerap tidur di bawah mobil.
Saat memastikan tidak ada apa-apa di bawah mobil, MADP menghidupkan mobil dan memundurkan mobil.
Saat itu ia merasa ada sesuatu yang mengganjal sebanyak dua jali di roda belakang dan depan. Menyadari hal tersebut MADP turun dari mobil untuk mengeceknya.
Betapa kagetnya MADP saat ia menyadari telah tertabrak bayi perempuan pembantunya. Saat ditemukan, bayi 11 bulan itu sudah dalam keadaan tewas.
“Pada saat itu yang bersangkutan mengecek kolong mobil, tapi tidak ada siapapun." ujarnya.
Baca juga: Detik-detik Bayi 11 Bulan Tewas karena Tertabrak Mobil Majikan Saat Ditinggal Ibu Mengepel
Markas petinggi PDI-P Kabupaten Bogor dilempari bom molotov, Selasa (28/7/2020) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB.
Markas tersebut adalah kantor PAC PDI-P Kecamatan Megamendung, Bogor, yang juga merupakan kediaman Wakil Ketua PDI-P Kabupaten Bogor.
Hal tersebut dibenarkan Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Saptono Erlangga di Mapolda Jabar, Selasa sore.
"Jadi benar pada hari Selasa 28 juli 2020, tepatnya 02.30 WIB dini hari, telah terjadi pelemparan bom molotov di kantor PAC PDI-P Kecamatan Megamendung, Bogor. Itu sekaligus kediaman wakil ketua PDI-P Kabupaten Bogor atas nama Rosenfield Panjaitan," kata Erlangga.
Baca juga: Markas Petinggi PDI-P Kabupaten Bogor Dilempari Bom Molotov
Sumber: Kompas.com (Penulis: Agie Permadi, Rasyid Ridho | Editor : Farid Assifa, Aprilia Ika, Candra Setia Budi, Phytag Kurniati, Rachmawati)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.