Kesakralan satwa tersebut, menurut dia, juga terbukti dengan tidak mudahnya orang menemui dan mendokumentasikan anjing Nugini.
"Diburu" fotografer luar negeri
Berdasarkan informasi yang didapat Anis, banyak fotografer dari luar negeri yang sengaja datang ke Wamena hingga Cartenz untuk mendokumentasikan Papua singing dog.
Sebagian besar di antara fotografer itu harus pulang dengan tangan hampa.
Ia pun menganggap pemilik akun Twitter @anangdianto beruntung bisa mendokumentasikan anjing Papua itu.
"Sebenarnya ini ada faktor keberuntungan juga, memang untuk menemukan spesies ini ada faktor keberuntungan juga, terkadang kita sudah mencari berminggu-minggu pun sampai menginap di hutan ketika tidak beruntung ya tidak ketemu," ujar Anis.
Baca juga: Tembok yang Dibangun di Depan Rumah Warga karena Masalah Kotoran Ayam Akan Dibongkar
Sangat minimnya jumlah pertemuan antara manusia dengan Papua Singing Dog memunculkan anggapan satwa tersebut terancam punah.
Anis menilai pemekaran wilayah dan semakin gencarnya pembangunan di wilayah pegunungan membuat ruang jelajah Papua Singing Dog menyempit.
"Sangat-sangat memungkinkan (terancam punah) karena spesies ini adalah spesies yang daya jelajahnya terbatas pada ketinggian di atas 3.000 mdpl, dengan pemekaran wilayah, kemudian mungkin faktor konsumsi masyarakat mungkin mempengaruhi terancam punahnya spesies ini," kata dia.
Anis belum memastikan, apakah bakal ada penelitian untuk mengetahui populasi Papua Singing Dog di masa depan.
Akan tetapi, sangat disayangkan jika satwa tersebut punah sebelum informasi mengenai spesias itu diketahui secara lengkap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.