Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Duga Pencuri Ribuan Pakaian Perempuan Punya Gangguan Kejiwaan

Kompas.com - 27/07/2020, 15:31 WIB
Kontributor Pangkalan Bun, Dewantara,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

 

Enggan Bawa ke Jalur Hukum

Kepala Desa Natai Baru Asmiarti yang ditemui di rumahnya Sabtu (25/7/2020) menyayangkan kasus ini akhirnya ditangani penegak hukum.

Menurut dia, ulah Setu mencuri pakaian perempuan sudah dianggap biasa oleh sebagian warganya.

Bahkan, tidak jarang hanya menjadi buah bibir di antara warga yang merasa pernah menjadi korban pencurian oleh Setu.

"Jadi, ya, seperti dianggap biasa saja oleh warga. Yang merasa kehilangan hari ini, besoknya cerita ke tetangganya yang sebelumnya pernah kehilangan. Sebatas itu saja," kata Asmiarti yang baru sekitar 8 bulan menjabat kepala desa.

Baca juga: Pencurian 9 Kerbau Bikin Pemilik Histeris, Polisi Identifikasi Kendaraan Pencuri dari Rekaman CCTV

Dia mengutarakan, pada masa kepemimpinan kepala desa sebelumnya, kasus pencurian oleh Setu sempat ditangani oleh aparat desa dan diselesaikan secara kekeluargaan.

Asmiarti blak-blakan mengaku juga pernah kehilangan pakaian. Jumlah bahkan dia perkirakan mencapai 10-an potong.

Namun, seperti sebagian besar korban sebelumnya, Asmiarti enggan meributkan atau sampai melapor ke polisi.

Dia mengaku tak sampai hati salah seorang warganya menjadi pesakitan hanya karena kasus yang seharusnya bisa diselesaikan dengan cara kekeluargaan.

Namun, tambah Asmiarti, untuk kasus terakhir yang memicu tindakan warga, Setu memang tidak bisa mengelak.

"Ada rekaman CCTV waktu dia mencuri pakaian salah satu warga yang kemudian melaporkan ke aparat saya," ucapnya.

Baca juga: Berawal dari Permintaan Gubernur NTT, 3 Pencuri Ternak Dikirim ke Nusakambangan

Menyikapi laporan itu, Asmiarti lalu memerintahkan Sekretaris Desa Achmad Rodli untuk memanggil Setu.

Hanya saja, rencana hendak mengonfirmasi secara baik-baik berakhir dengan kaburnya Setu dan pembongkaran pondoknya oleh warga. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com