Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan APD Fashionable, Dokter Gigi Nina: Prinsip Saya Safety, Professional, Beauty, and Harmony

Kompas.com - 24/07/2020, 05:55 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Nina Agustin (34), seorang dokter gigi di Kota Malang, mendadak terkenal karena kostum alat pelindung diri (APD) yang dikenakannya terlihat fashionable.

Berbeda dari APD pada umumnya yang berwarna polos dan berukuran besar, APD yang dikenakan Nina berwarna-warni dan memiliki motif yang cantik.

Selain itu, baju hazmat yang dikenakan Nina sesuai dengan ukuran tubuhnya.

Sehari-hari Nina melayani pasien di klinik miliknya, yakni Esthetic Dental Clinic (EDC), Jalan Raya Telaga Golf Nomor 1 Araya, Kota Malang.

Baca juga: Nina Agustin, Dokter Gigi yang Mendadak Terkenal karena Pakai APD Fashionable, Punya 25 Koleksi

Kepada Kompas.com, lulusan Kedokteran Gigi Universitas Airlangga tersebut bercerita bahwa baju hazmat yang ia kenakan sudah sesuai dengan APD level 3 yang wajib digunakan dokter gigi saat menjalankan praktik.

APD level 3 tersebut menutupi semua bagian tubuhnya, termasuk bagian wajah.

“Jadi, dokter gigi harus memproteksi dirinya dengan APD level 3, dengan menggunakan full hazmat, overall menutupi segalanya. Muka juga harus ada pelindungnya,” kata dia.

Baca juga: Saat Dokter Gigi Depresi dan Telanjang di Pinggir Jalan, Videonya Viral, Pengunggah Jadi Tersangka

APD dijahit oleh teman masa kecil

Nina Agustin, dokter gigi di Kota Malang dengan kostum hazmat fashionable di klinik miliknya, Esthetic Dental Clinic (EDC) Kota Malang, Kamis (23/7/2020)KOMPAS.COM/ANDI HARTIK Nina Agustin, dokter gigi di Kota Malang dengan kostum hazmat fashionable di klinik miliknya, Esthetic Dental Clinic (EDC) Kota Malang, Kamis (23/7/2020)
Nina bercerita, kliniknya sempat tutup selama dua minggu karena pandemi. Ia kemudian kembali membuka praktik dengan menggunakan baju hazmat seperti pada umumnya.

Karena pandemi tak kunjung usai, ia pun memilih membuat baju hazmat sendiri agar lebih nyaman saat melayani pasien.

Ia pun membeli kain hazmat dengan berbagai macam warna. Merasa tidak puas, ia membuat motif di kain hazmat dengan digital printing sesuai dengan motif yang ia inginkan.

Untuk membuat baju hazmat, ia meminta bantuan teman masa kecilnya, Ivan, yang tinggal di Kota Kediri.

Baca juga: Mengapa Praktik Dokter Gigi Tutup Selama Pandemi?

Sebagai penjahit, Ivan kerap menerima order menjahit APD dari berbagai rumah sakit. Nina pun bisa membuat baju hazmat dengan motif yang ia sukai.

"Dari situ berawal pembuatan APD fashionable ini. Prinsip saya safety, professional, beauty, and harmony,” ujar dia.

“Saya suka yang warna-warni, tematik juga, tokoh juga yang terlihat girly. Jadi, kami harus beradaptasi, bagaimana membikin suasana hati senang. Jadi, praktik tetap senang tanpa harus mengesampingkan keamanan,” ujar dia.

Sampai saat ini, dirinya memiliki koleksi 25 baju hazmat dengan berbagai motif.

Baca juga: Pemerintah Serahkan 7.000 APD ke Dokter Gigi dan Dokter Spesialis TH


15 dokter gigi gunakan APD tematik

Tak hanya Nina yang menggunakan APD yang fashionable. Lima belas dokter gigi yang bekerja di enam cabang klinik milik Nina juga menggunakan APD tematik.

Nina sendiri sudah membuka praktek dokter gigi sejak tahun 2008. Ia kemudian membuka praktek di Jakarta hingga tahun 2013.

Pada tahun 2015, ia membuka praktek di Malang dan hingga kini memiliki enam cabang yang tersebar di Malang Raya dan Pasuruan.

Di enam klinik miliknya, Nina mempekerjakan 15 dokter dan 70 karyawan.

Baca juga: Tolak Promosi Perawatan Gigi karena Physical Distancing, Sejumlah Dokter Gigi Dipecat

Ia mengatakan, para dokter di kliniknya juga mengenakan baju hazmat tematik sesuai dengan pilihannya masing-masing.

“Jadi, semuanya pakai APD yang fashionable. Dokternya nyaman, pasiennya juga nyaman. Terutama anak-anak dia tidak lagi takut ke dokter gigi."

"Responsnya (pasien) seperti ada pelangi di penghujung badai,” kata dia.

Klinik milik Nina membatasi 10 orang pasien setiap hari. Untuk klinik yang ada di Araya, antrean pasien hingga dua minggu.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik | Editor: Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com