Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Demam Berdarah di Karimun Meningkat

Kompas.com - 17/07/2020, 15:50 WIB
Hadi Maulana,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

KARIMUN, KOMPAS.com - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, mengalami peningkatan cukup tinggi.

Tercatat hingga Juli 2020 sebanyak 180 kasus DBD ditemukan di wilayah Kabupaten Karimun.

Kepala Dinas Kesehatan Karimun Rachmadi mengatakan, angka ini hampir mendekati total kasus DBD pada 2019 dengan jumlah 232 kasus.

Baca juga: Kasus Pengunduran Diri 64 Kepala Sekolah SMP Diadukan ke KPK

"Sejauh ini kami mencatat ada 180 kasus ditemukan. Dibandingkan tahun lalu dengan jumlah 232 kasus secara keseluruhan, angka ini hampir mendekati, artinya cukup tinggi," kata Rachmadi melalui telepon, Jumat (17/7/2020).

Kenaikan jumlah kasus ini, menurut Rachmadi, terjadi karena masih kurangnya kesadaran masyarakat membersihkan tempat-tempat yang jadi sarang jentik nyamuk.

Selain itu, faktor cuaca juga turut memengaruhi. Apalagi, saat ini keseluruhan Kepri sedang mengalami musim hujan.

"Karena cuaca juga bisa. Tapi kami tidak bisa memprediksi cuaca. Penyebabnya rata-rata karena kurang kepedulian masalah 3 M," kata Rachmadi.

Baca juga: Bandar Arisan Online Menghilang, Ibu-ibu Lapor Polisi

Rachmadi menyebutkan, kenaikan jumlah kasus DBD bukan hanya terjadi di Kabupaten Karimun, melainkan terjadi secara nasional.

Menurut Rachmadi, saat ini pihaknya terus melakukan upaya sosialisasi pelaksanaan 3M yang merupakan kependekan dari menguras bak air, mengubur barang bekas dan menutup tempat-tempat penampungan.

"Kita sudah menyebarkan edaran ke kecamatan-kecamatan dan puskesmas mengajak masyarakat melaksanakan gerakan 3M plus. Selain itu juga kita melakukan penyebaran bubuk abate kepada masyarakat," kata Rachmadi.

Ia berharap masyarakat dapat lebih waspada dengan lebih meningkatkan kesadaran akan menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan pencegahan.

"Untuk foging, itu tidak kita lakukan menyeluruh, karena foging hanya dilakukan di lokasi yang telah ditemukan kasus," kata Rachmadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com