Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Baru Dengar di Indonesia, Ada Seluruh Kepala SMP Sekabupaten Mengundurkan Diri"

Kompas.com - 16/07/2020, 06:12 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 64 orang kepala sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau mengundurkan diri.

Hal itu memicu keheranan banyak pihak, salah satunya Kepala Inspektorat Inhu Boyke Sitinjak.

"Saya baru mendengar bahwa di Indonesia ini ada seluruh kepala sekolah SMP sekabupaten yang mengundurkan diri," kata Boyke heran.

Baca juga: Mengundurkan Diri, 64 Kepala Sekolah SMP Diduga Diperas Penegak Hukum

Inspektorat selidiki dugaan pemerasan

ilustrasi sekolah menengah pertama.DRI ilustrasi sekolah menengah pertama.
Terkait kejadian ini, pihak inspektorat akan segera memanggil para kepala sekolah untuk mengetahui penyebab pegunduran diri.

Meski belum mendapatkan informasi lengkap, tetapi inspektorat memperoleh kabar mereka diperas oleh oknum tak bertanggung jawab.

"Di antaranya ada informasi bahwa mereka (kepala sekolah) dilakukan pemerasan oleh oknum dari penegak hukum. Ini merupakan informasi yang sangat berat, apakah ini benar-benar terjadi atau tidak, kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut," kata Boyke.

Inspektorat berjanji akan menyelidiki dugaan itu.

"Ini merupakan tantangan berat bagi Inspektorat bagaimana membangun daerah lebih baik dan lebih bersih," kata Boyke.

Baca juga: 64 Kepala Sekolah SMP di Riau Mengundurkan Diri

Ilustrasi siswa belajar di kelas.Pixabay via Oddity Central Ilustrasi siswa belajar di kelas.

Dinas terkejut

Tak hanya pihak inspektorat, pengunduran diri 64 kepala SMP di Inhu Riau itu juga mengejutkan pihak Dinas Pendidikan.

Pelaksana tugas Dinas Pendidikan Inhu Ibrahim Alimin membenarkan adanya kejadian itu.

"Saya selaku Kepala Dinas sangat terkejut, karena kita baru masuk sekolah SMP pada 13 Juli 2020 kemarin di masa pandemi Covid-19 ini. Kemudian, ada ijazah-ijazah dan rapor yang harus ditandatangani," sebut Ibrahim.

Menurut Ibrahim, beberapa di antara mereka mendatangi Dinas Pendidikan Inhu.

Para kepala sekolah tersebut menyerahkan banyak map berisi surat pengunduran diri.

Baca juga: Saat Ibu-ibu Bawa Anak Protes, Ingin Sekolah Tatap Muka Dilakukan di Tengah Pandemi...

Diduga karena tak nyaman kelola dana BOS

Ilustrasi uang Dok. Kredivo Ilustrasi uang
Menindaklanjuti hal tersebut, Ibrahim kemudian mengonfirmasi pada perwakilan kepala sekolah.

Menurut pengakuan, mereka tak nyaman mengelola dana BOS dan meminta menjadi guru biasa.

"Alasan mengundurkan diri, karena mereka mengaku merasa terganggu dan tidak nyaman mengelola dana bos. Sementara mereka mengelola dana bos kan tidak banyak. Ada yang dapat Rp 56 juta, Rp 53 juta dan ada Rp 200 juta per tahun," kata Ibrahim.

Baca juga: Izin Sekolah di Tangsel Bisa Dicabut jika Gelar Belajar Tatap Muka

Belum tentu disetujui

Meski surat pengunduran diri telah diterima, Ibrahim tidak dapat memastikan apakah pengunduran diri mereka disetujui.

Hal itu bergantung pada keputusan bupati.

"Apakah disetujui Bupati untuk pembebasan tugas itu tergantung pada Bupati nanti. Makanya saya sampaikan ke mereka jaga kondusifitas. Kemudian, sebelum keluar surat pembebasan tugas, saya mohon kepada mereka agar tetap bekerja, karena kasihan anak-anak kita. Tapi itu tergantung mereka lagi," kata Ibrahim.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Pekanbaru, Idon Tanjung | Editor : Abba Gabrillin)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com