Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Dokter yang Telah Ambil Swab 3.000 Pasien: Yang Takut Silakan Mundur

Kompas.com - 11/07/2020, 06:45 WIB
Perdana Putra,
Khairina

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com-Dalam perjuangan melawan Covid-19 di Sumatera Barat, dokter satu ini tidak mengenal rasa takut.

Dia adalah dr Farhaan Abdullah, SpTHT KL. Umurnya tidak muda lagi, sudah 59 tahun.

Namun, karena dia adalah seorang pensiunan tentara berpangkat kolonel, rasa takutnya sudah hilang.

Farhaan menganggap perjuangan melawan wabah Covid-19, ibarat perang sebenarnya. Hanya saja yang dilawan adalah virus Covid-19.

"Lengah sedikit bisa tertular dan bisa mati," kata Farhaan yang dihubungi Kompas.com, Sabtu (11/7/2020).

Baca juga: Empat Bulan Isolasi dan 11 Kali Tes Swab, Pasien Covid-19 di Banyuwangi Dinyatakan Sembuh

Farhaan merupakan direktur utama sebuah rumah sakit. Semen Padang Hospital.

Namun, dia menunjukkan, sebagai direktur, dia adalah komandan yang harus berada di garda terdepan dalam peperangan.

Tugas mengambil tes swab kepada orang-orang yang dicurigai mengindap virus berbahaya itu dia lakoni sendiri.

"Saya tunjukkan kepada tenaga kesehatan lain. Saya yang ambil langsung tes swab pasien. Tidak boleh ragu-ragu. Yang penting hati-hati dan dilengkapi dengan alat pelindung diri," kata Farhaan.

Farhaan mengaku punya rekor sendiri dalam urusan mengambil swab pasien. Totalnya sudah mencapai 3.000 orang lebih.

"Kalau dihitung, saya sudah mengambil swab pasien 3.000 lebih. Ini akan terus bertambah karena saya akan terus melakukannya," kata Farhaan.

Farhaan menyebutkan, ketika awal pandemi Covid-19, hampir semua orang takut terhadap penyakit ini.

Bahkan, ada tenaga kesehatan yang takut dan ragu melayani pasien Covid-19.

Saat itulah dia muncul ke depan. Sebagai direktur rumah sakit, saat itu dia tidak segan turun tangan mengambil swab dan merawat pasien Covid-19.

"Risiko tertular sangat besar. Kita berhadapan langsung saat ambil swab. Tapi saya tekankan, tidak boleh ragu. Yang penting harus hati-hati dan pakai APD," jelas Farhaan.

Selama menjalani tugas di rumah sakit, Farhan mengatakan dia harus rela pisah sementara dengan keluarga.

"Saya terpaksa tinggal di penginapan yang disediakan. Ini sejak Covid-19. Kalau bertemu hanya sesekali dan dipastikan saya aman dulu," kata Farhaan.

Yang takut silakan mundur

Sikap tegas ditunjukkan Farhaan ketika memberanikan diri mengambil kebijakan rumah sakit yang dipimpinnya melayani pasien Covid-19.

"Saya bilang ke manajemen rumah sakit. Kita harus ikut berperan dalam melawan Covid-19 ini. Kebijakan ini didukung dan kita siap," kata Farhaan.

Kemudian, untuk mempersiapkan sumber daya manusia, Farhaan mengambil kebijakan tegas. Tenaga kesehatan yang takut dan ragu silahkan mundur.

"Saat itu saya katakan ke seluruh tenaga kesehatan di rumah sakit. Ini perang kita. Perang melawan Covid-19. Bagi yang takut atau ragu silakan mundur," kata Farhaan.

Baca juga: Warga Kalbar yang Tak Pakai Masker Langsung Swab di Lokasi

Setelah diberi motivasi dan penjelasan, semua tenaga kesehatan terbakar semangatnya. Tidak ada yang mundur.

Selain mempersiapkan SDM, Farhaan juga menyiapkan fasilitas rumah sakit untuk pasien Covid-19.

Farhaan menyiapkan ruangan khusus Covid-19 di lantai empat dan lima. Ruangan dan akses jalannya terpisah dari ruangan pasien biasa sehingga keamanannya terjamin.

Agar pasien Covid-19 nyaman, pihaknya juga memberikan fasilitas kamar khusus untuk pasien suami istri dan bilik kunjungan pasien Covid-19.

Bagi pasien yang sembuh, kata Farhaan, rumah sakit memberikan penghormatan dengan memberikan kalungan bunga dan ucapan "Anda Berhasil Memenangi Peperangan Lawan Covid-19"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com