Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perwira Polri Makamkan 57 Jenazah Pasien Covid-19, Sampai Tidur di Kuburan

Kompas.com - 08/07/2020, 13:26 WIB
Andi Hartik,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

Ia berkonsultasi dengan tim dokter untuk mendapatkan panduan menerapkan standar pemakaman yang ketat.

“Awalnya memang takut. Tapi dengan komunikasi dengan dokter gimana caranya supaya tidak kena. Yang pertama safety. Untuk urusan muka harus betul-betul rapat. Setelah memakamkan tangan harus dimasukkan ke cairan alkohol 70 persen. Hampir setiap hari seperti itu,” katanya.

Tidak hanya itu, dirinya dan para relawan juga menjaga waktu istirahat supaya tidak kelelahan yang dapat mengurangi daya tahan tubuh.

Baca juga: Bawa Pulang, Kami Kuburkan dengan Cara Kami

Tak jarang, dirinya bersama tim tidur di kuburan saat merasa lelah. Sebab, jenazah pasien Covid-19 harus dimakamkan maksimal empat jam setelah meninggal.

Ia pun kerap kali memakamkan lebih dari satu jenazah dalam sehari. Proses pemakaman kadang dilakukan pada malam dan dini hari.

“Iya haya pola hidup saja (untuk menjaga daya tahan tubuh). Misalkan gini, ini tidak mungkin balik ke rumah, kalau memang lelah, sudah tidur di situ. Sambil menunggu yang selesai (yang akan dimakamkan lagi). Istirahat, capek karena kurang tidur. Tidur satu jam, di-calling berangkat lagi. Jadi tidak harus ke kantor dulu,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com