Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Dokter Terlibat dalam Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Anaya dan Inaya

Kompas.com - 03/07/2020, 20:05 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Tantowi mengatakan, apabila operasi tersebut berhasil akan menorehkan prestasi bersama dan membawa nama NTB.

Banyak pihak yang berperan di situ, tidak hanya medis, tetapi didukung oleh pemerintah daerah Kabupaten Lombok Timur.

"Karena jika ini berhasil, keberhasilan ini nanti adalah wajah daerah. Bisa mengangkat nama dan peran Pemkab Lombok Timur dan NTB dalam menangani masalah kesehatan termasuk penanganan bayi kembar siam. Jika berhasil, ini pertama kali dalam sejarah di NTB. Meski pun kita masih mendatangkan tenaga ahli, tapi kita di daerah mampu melakukan itu, " kata Tantowi.

Berdasarkan data dari sejumlah rumah sakit dan Dinas Kesehatan NTB, sejumlah bayi kembar siam pernah lahir di NTB dan semuanya dilaporkan meninggal dunia.

Di antaranya, bayi kembar siam asal Mataram bernama M Noval dan M Faras (3 bulan), putra pasangan Ahmad Ridwan (38) dan Widyawati (28).

Keduanya terlahir dempet pada bagian dada dan perut (thoraco omphalopagus), atau  mengalami kelainan jantung dan pembuluh darah. Keduanya meninggal dunia 22 Juli 2009.

2012, lahir bayi kembar siam dari Dusun Jelanteng, Desa Sekotong Timur, Kecamatan Lembar Lombok Barat.

Bayi tersebut dempet dada dan perut. Keduanya dilahirkan di atas kendaraan dalam perjalanan ke rumah sakit dan meninggal dunia di perjalanan sebelum tiba di RSUD  Patut Patuh Pajtu, Lombok Barat.

Lima tahun kemudian, 10 April 2017 lahir bayi kembar siam berjenis kelamin laki laki asal Dusun Genang Genis, Desa Ketaro, Kecamatan Sumbawa Besar, Kabupaten Sumbawa.

Putra pasangan Fathul Bahri dan Zuhriyah yang belum memiliki nama ini meninggal dunia.

Keduanya lahir dengan dua kepala dan leher, satu tubuh, dua kaki dan tiga tangan. Sempat menjalani perawatan di RSUD Provinsi NTB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com