Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90 Dokter Terlibat dalam Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam Anaya dan Inaya

Kompas.com - 03/07/2020, 20:05 WIB
Fitri Rachmawati,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Operasi pemisahan kembar siam Anaya dan Inaya yang kini berusia 1,3 tahun asal Dusun Jurit Selatan, Desa Jurit, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, menunggu wabah Covid-19 mereda.

Pasalnya tim dokter dari RSUD Dr Soetomo Surabaya yang akan memimpin proses operasi pemisahan belum bisa ke Lombok Timur karena wabah corona.

Tim dokter dari Dr Soetomo dipanggil karena lebih berpengalaman menangani operasi bayi kembar siam.

Direktur RSUD dr Raden Soedjono, Selong-Lombok Timur, dr Tantowi Jauhari mengatakan, kedua orangtua Anaya dan Inaya, Husniati (40) dan Jupri (39) harus memahami situasi pandemi Covid-19 ini dan tetap sabar.

"Surabaya masih pandemi di sana. Tim medis yang dari Surabaya belum bisa ke sini, mereka sibuk juga di sana dengan Covid. Pemerintah Surabaya juga tidak akan mengizinkan mereka ke sini. Operasi ini juga harus benar-benar benar aman karena kita khawatir juga kembar siam akan tertular Covid-19," kata Tantowi kepada Kompas.com, Rabu (1/7/2020).

Baca juga: Kisah Bayi Kembar Siam di Lombok Timur, Punya 1 Hati, Butuh Biaya Operasi Rp 1 Miliar Lebih

Pihak RSUD Soedjono sementara ini hanya bisa mempersiapkan pra-operasi Anaya dan Inaya.

Siapkan 90 orang tim medis

Tantowi menjelaskan, yang menjadi pertimbangan utama adalah keselamatan Anaya dan Inaya agar tidak tertular Covid-19.

Terlebih tim dokter dan perawat yang akan melakukan proses operasi dari RSUD dr Soetomo berjumlah 40 orang.

Sementara jumlah tim dari RSUD Soedjono 50 orang.

Tim tersebut terdiri dari tim pemeriksa, tim yang bekerja di ruang operasi,  ada dokter bius, dokter bedah, ada yang akan mengurus iccu anak, dan lainnya.

Baca juga: Operasi Pemisahan Bayi Kembar Siam di Batam Bisa Makan Waktu hingga 12 Jam

 

Terkait dengan kesiapan alat jika nanti ada beberapa alat yang belum bisa dipenuhi RSUD Soedjono, dibutuhkan supervisi dari RSUD Provinsi NTB tempat meminjam alat kesehatan yang dibutuhkan.

"Kita menjaga betul agar proses operasi pemisahan nanti benar-benar aman. Apalagi ini baru pertama kali dilakukan di RSUD Soedjono Selong, tentu akan menjadi sejarah yang baik bagi NTB," kata Tantowi.

Dari segi sumber daya manusia, RSUD Soedjono telah mengirim dua tenaga perawat (perawat khusus anak dan iccu anak) untuk dilatih di RSUD Dr Soetomo. Namun, karena corona mereka dipulangkan.

Iimu dan pengalaman yang mereka dapatkan akan dibagikan mereka pada perawat lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com