KOMPAS.com - Syarif Hidayat, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), bersyukur telah rampung menciptakan alat Ventilator Indonesia (Vent-I).
Sebanyak 850 Vent-I akan segera dibagikan gratis ke rumah sakit di Indonesia untuk membantu para tim medis menangani pasien Covid-19.
Kisah perjuangan Syarif menjadi sorotan pembaca Kompas.com di hari kemarin.
Sementara itu, tingginya jumlah kematian pasien Covid-19 di Surabaya diakui Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Risma, sapaan akrabnya, mengatakan, pemicunya adalah angka faktor penyakit penyerta atau komorbid.
Berikut ini berita populer nusantara selengkapnya:
Kondisi pasien tersebut, membuat angka kematian Covid-19 di Surabaya tinggi. Dirinya mengaku saat ini tengah mencari cara penanganan yang tepat bagi pasien tersebut.
"Karena hampir 90 persen angka kematian pasien Covid-19 ada komorbid," kata Risma saat menggelar pertemuan dengan pimpinan RS dan staf Kemenkes di Balai Kota Surabaya, Rabu (1/7/2020).
Baca berita selengkapnya: Angka Kematian Pasien Covid-19 di Surabaya Tinggi, Ini Penjelasan Risma
Syarif mengakui bersyukur dan lega setelah Venti-I dinyatakan lolos semua kriteria uji sesuai dengan standar SNI IEC 60601-1:204: Persyaratan Umum Keselamatan Dasar dan Kinerja Esensial dan Rapidly Manufactured CPAP Systems, Document CPAP 001, Specification, MHRA, 2020.
Alat tersebut, menurut Syarif, harganya jauh lebih murah, sekitar Rp 18 juta, dibandingkan dengan ventilator portable di pasaran dunia yang harganya mencapai Rp 30 juta-70 juta.
Alat tersebut tengah dipersiapkan untuk dibagikan ke sejumlah rumah sakit di Indonesia.
Baca berita selengkapnya: Kisah Dosen ITB Bikin Ventilator Indonesia, Rela Dicibir, Tidur di Masjid, hingga Dapat Dana Rp 10 M
Sejumlah perantau asal Ponorogo memilih pulang kampung mudik lantaran kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan.
"Membeludaknya kasus Covid-19 di Surabaya dan zona merah lainnya mengakibatkan orang-orang (perantau asal Ponorogo) yang sakit di sana sangat sulit mendapatkan fasilitas pelayanan atau perawatan karena sudah overload. Sehingga mereka memilih pulang untuk mencari fasilitas pelayanan kesehatan yang masih bisa menerima,” ujar Bupati Ponogoro Ipong Muchlissoni kepada Kompas.com, Rabu (1/7/2020) malam.
Menurutnya, perantau asal Ponorogo yang pulang dalam kondisi sakit sangat berisiko, bagi diri sendiri dan orang lain.
Kondisi ini terbukti dari total 45 kasus terkonfirmasi positif Covid-19, 11 di antaranya berasal dari perantau.
Baca berita selengkapnya: "Covid-19 di Surabaya dan Zona Merah Membeludak, Warga Sakit Sulit Dapat Pelayanan..."
Tingginya harga kebutuhan pokok di kawasan tambang emas tradisional di Korowai, tepatnya di Maining 33, Distrik Kawinggon, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua, menyita perhatian masyarakat.
Hal itu diungkapkan salah satu pengelola Koperasi Kawe Senggaup Maining Hengki Yaluwo di Korowai.
"Beras 10 kilogram itu emas empat gram, kalau dibeli dengan uang, satu karung itu harganya Rp 2 juta," katanya, dilansir dari Antara Rabu (1/7/2020).
Hal itu, menurut Hengki, disebabkan lokasi Korowai yang masih terisolir dan belum tersentuh pembangunan.
Baca berita selengkapnya: Di Kawasan Tambang Korowai, 10 Kilogram Beras Dijual Seharga Rp 2 Juta
Martin Jelli Pelle (50), suami korban tabrak lari di Overpass Manahan, Solo, Jawa Tengah, mempertanyakan kasus yang sudah setahun belum terungkap.
Martin mengatakan, pelaku penabrak istrinya Retnoning (54), juga belum ditangkap.
Sementara itu, Kasatlantas Polresta Solo Kompol Afrian Satya Permadi mengatakan, sampai saat ini belum ada bukti petunjuk lanjut terkait kasus tabrak lari.
Baca berita selengkapnya: Setahun Tabrak Lari Overpass Manahan Solo Belum Terungkap, Suami Korban: Saya Minta Keadilan
(Penulis: Kontributor Bandung, Reni Susanti, Kontributor Solo, Muhlis Al AlawiKontributor Solo, Labib Zamani | Editor: Khairina, Dheri Agriesta, David Olver Purba, Aprillia Ika)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.