SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku angka kematian pasien Covid-19 di Kota Pahlawan cukup tinggi.
Menurut Risma, penyebab tingginya akan risiko kematian pasien Covid-19 di Surabaya karena faktor penyakit penyerta atau komorbid.
Baca juga: RSUD Soetomo Surabaya Penuh, Ini Solusi yang Ditawarkan Risma
"Karena hampir 90 persen angka kematian pasien Covid-19 ada komorbid," kata Risma saat menggelar pertemuan dengan pimpinan RS dan staf Kemenkes di Balai Kota Surabaya, Rabu (1/7/2020).
Dalam pertemuan itu, Risma membahas cara mengurangi tingkat kematian pasien Covid-19 di Surabaya.
Ia mengaku sedang mencari formula yang tepat untuk menekan angka kematian pasien Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta.
Menurutnya, persentase kematian pasien Covid-19 yang memiliki penyakit penyerta sangat tinggi di Surabaya.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, kata Risma, telah meminta Pemkot Surabaya menekan angka kematian pasien Covid-19.
"Kita diperintahkan oleh Menteri Kesehatan (Terawan Agus Putranto) menurunkan angka kematian. Artinya kita tidak cari alasan, tapi kita cari bagaimana cara menurunkan angka kematian di Surabaya," ujar Risma.
Baca juga: Corona di Jatim, Kapasitas RSUD dr Soetomo Penuh dan Tangisan Risma di Kaki Dokter
Terus kirimkan bantuan APD
Pemkot Surabaya terus menyalurkan bantuan alat pelindung diri (APD) ke sejumlah rumah sakit rujukan pasien Covid-19.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.