Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Kekerasan Seksual Berbasis Online Meningkat di Jateng Selama Pandemi Corona

Kompas.com - 01/07/2020, 22:10 WIB
Riska Farasonalia,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Angka kasus kekerasan terhadap perempuan terus mengalami peningkatan semasa pandemi Covid-19 merebak di Jawa Tengah, terlebih kekerasan seksual berbasis online.

Berdasarkan data aduan dari Legal Resources Center untuk Keadilan Jender dan Hak Asasi Manusia (LRC-KJHAM) Kota Semarang sejak Januari dan Februari 2020 tidak ada aduan terkait kasus kekerasan seksual berbasis online.

Sementara, selama pandemi Covid-19 yakni Maret hingga Juni 2020 tercatat sebanyak 5 aduan kasus kekerasan seksual berbasis online.

Baca juga: Kekerasan Seksual Selama Pandemi Meningkat, Pelaku dan Korban Berkenalan di Medsos

Divisi Bantuan Hukum LRC-KJHAM Semarang, Lenny Ristiyani menyebut, sejak Maret hingga Juni 2020 tercatat sebanyak 29 kasus kekerasan perempuan, 11 di antaranya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan 18 kasus kekerasan seksual.

Sementara, dari 18 kasus kekerasan seksual, 5 di antaranya kekerasan seksual berbasis online.

"Sebelum pandemi belum ada aduan soal kekerasan seksual berbasis online. Kebanyakan modus kekerasan seksual berbasis online dilakukan oleh pacar korban, karena korban ingin mengakhiri hubungan," jelas Lenny saat dihubungi, Rabu (1/7/2020).

Baca juga: LSM: Kasus Kekerasan Seksual di Lampung Meningkat Selama Pandemi

Menurutnya, kasus kekerasan perempuan berpotensi meningkat selepas pandemi Covid-19.

"Kalau dilihat situasinya seperti fenomena gunung es. Jadi berpotensi terus meningkat itu setelah pandemi Covid-19 selesai. Yang terlihat meningkat justru kekerasan seksual berbasis online," tandasnya.

Lenny membeberkan kekerasan perempuan tersebut dialami oleh pelajar, mahasiswa, karyawan, sales, ibu rumah tangga, guru dan tidak bekerja.

"Dari jumlah aduan kekerasan yang kami terima ada sebanyak 11 mahasiswa dan pelajar, enam karyawan, empat tidak bekerja, tiga ibu rumah tangga, satu sales, dan sisanya guru," ujarnya.

Pengaduan kasus kekerasan perempuan itu, kata dia tersebar di berbagai wilayah di Jawa Tengah.

Baca juga: Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Karawang Meningkat

"Selama pandemi ini pengaduan didominasi dari Semarang," ungkapnya.

Setelah mendapat pengaduan, LRC-KJHAM lantas memberikan konseling terhadap korban.

"Kemudian dari hasil konseling itu apakah korban ingin memutuskan buat ke tahapan hukum atau tidak. Jadi kita terus melakukan pendampingan," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com