"Saya berdoa tiap hari mudah-mudahan terus sampai akhirnya nol persen tidak ada lagi yang dirawat karena Covid-19," ucap Kang Emil.
Adapun, sebelum memproduksi sendiri alat perang melawan Covid-19, Jabar selalu menunggu kiriman dari pemerintah pusat yang harga barangnya pun cukup mahal dan harus impor.
Baca juga: Jabar Fokus Gelar Tes Masif Covid-19 di Pasar Hingga Tempat Wisata
Hal ini menurut Kang Emil, menjadi salah satu penyebab terlambatnya penanganan.
"Sebelumnya kita nunggu drop-drop-an dari pemerintah pusat, harga barangnya mahal dan harus impor jadi mau gerak cepat melawan musuh pun lambat, tapi sekarang semua in control jadi saya bisa pesan langsung, datangi pabriknya, lakukan tindakan dan buat keputusan," tuturnya.
Selain itu, dia menilai, masalah Covid-19 bukan hanya kewajiban dari pemerintah pusat saja.
Sebab, dalam kondisi berperang, maka semua yang mengaku warga negara Indonesia (WNI) harus turut serta bela negara baik dengan ilmunya, harta, maupun tenaganya.
"Covid-19 bukan kewajiban pemerintah saja karena kita ini lagi perang maka semua yang mengaku WNI harus ikut serta bela negara dengan menyumbangkan apapun," jelasnya.
Baca juga: Mengenal Manfaat Tes Antibodi Covid-19
Termasuk, lanjutnya, melakukan kedisiplinan pun menjadi salah satu bentuk bela negara.
"Bedanya sekarang yang di depan dalam perang ini adalah tenaga kesehatan," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.