Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersujud dan Menangis di Hadapan Dokter, Risma: Saya Tak Pantas Jadi Wali Kota

Kompas.com - 29/06/2020, 14:28 WIB
Ghinan Salman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menggelar audiensi dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya di halaman Balai Kota Surabaya, Senin (29/6/2020).

Pertemuan ini digelar untuk membahas penanganan virus corona di Kota Pahlawan.

Namun, saat rapat berlangsung, tiba-tiba Risma bersujud sambil menangis di hadapan puluhan dokter yang hadir di Balai Kota.

Baca juga: Risma Menangis Sambil Bersujud di Hadapan Dokter, Memohon Tidak Disalahkan

Risma tampak dua kali bersujud di hadapan salah seorang dokter sambil terus menangis.

Awalnya Risma mendengarkan keluhan dari para dokter yang praktik di rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya.

Kemudian, Ketua Pinere RSUD Dr Soetomo, dr Sudarsono, juga menyampaikan keluhan bahwa kapasitas rumah sakit untuk menampung pasien Covid-19 sudah melebihi kapasitas atau overload.

Keluhan yang disampaikan dr Sudarsono ini membuat rapat terhenti sejenak.

Risma kemudian menyampaikan bahwa dirinya tidak bisa masuk ke rumah sakit pelat merah milik Pemprov Jatim itu untuk berkomunikasi.

"Kalau Bapak nyalahkan kami (karena RSUD Dr Soetomo penuh), kami enggak terima. Kami tidak bisa masuk ke sana," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin.

Baca juga: Bersujud di Hadapan Dokter, Risma: Tolong Kami Jangan Disalahkan Terus

Wali kota dua periode ini menegaskan bahwa pihaknya telah berupaya berulang kali untuk berkomunikasi dengan pihak RSUD Dr Soetomo, tetapi tidak ada hasil.

Bahkan, Risma menyebut bantuan APD dari Pemkot Surabaya untuk RSUD Dr Soetomo juga sempat ditolak.

Mereka merasa kesulitan berkomunikasi dengan pihak rumah sakit pelat merah tersebut.

Padahal, politis PDI-P ini memastikan bahwa sejumlah upaya tengah ia gencarkan agar penyebaran wabah Covid-19 ini dapat terus dikendalikan di Surabaya.

"Tolonglah, kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati? Kita masih ngurus pukul 03.00 pagi orang meninggal yang warga bukan Surabaya, kami masih urus itu," kata Risma.

Di akhir audensi, Risma menuturkan, ada yang menganggap dirinya bodoh karena mendapat tekanan dari pihak luar dan dianggap tak bekerja mengendalikan penyebaran Covid-19.

Kepada para dokter yang hadir di Balai Kota, Risma menyebut dirinya tak pantas menjabat sebagai kepala daerah.

"Saya memang goblok, saya enggak pantas jadi wali kota," kata Risma sembari menangis.

Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mempersilakan Gugus Tugas Provinsi Jawa Timur memanfaatkan ruang isolasi khusus pasien Covid-19 di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya.

Pernyataan ini disampaikan Risma saat menjawab keluhan Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Heru Tjahjono soal kapasitas ruang isolasi di RSUD Dr Soetomo yang penuh.

Saat itu, Heru menanyakan kepada Risma apakah bisa ruang isolasi di RS Husada Utama dimanfaatkan untuk pasien RSUD Dr Soetomo.

"Di RS Husada Utama ada 200 (bed) itu belum pernah dipakai. Kami sudah belikan bed 280, silakan dengan senang hati jika ditempati," kata Risma di sela mengikuti rapat evaluasi pelaksanaan masa transisi menuju new normal wilayah Surabaya Raya, di Mapolda Jatim, Minggu (21/6/2020) malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com