Mereka merasa kesulitan berkomunikasi dengan pihak rumah sakit pelat merah tersebut.
Padahal, politis PDI-P ini memastikan bahwa sejumlah upaya tengah ia gencarkan agar penyebaran wabah Covid-19 ini dapat terus dikendalikan di Surabaya.
"Tolonglah, kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati? Kita masih ngurus pukul 03.00 pagi orang meninggal yang warga bukan Surabaya, kami masih urus itu," kata Risma.
Di akhir audensi, Risma menuturkan, ada yang menganggap dirinya bodoh karena mendapat tekanan dari pihak luar dan dianggap tak bekerja mengendalikan penyebaran Covid-19.
Kepada para dokter yang hadir di Balai Kota, Risma menyebut dirinya tak pantas menjabat sebagai kepala daerah.
"Saya memang goblok, saya enggak pantas jadi wali kota," kata Risma sembari menangis.