Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Nelayan Selamatkan Pengungsi Rohingya, Suara Minta Tolong dan Terseret Angin

Kompas.com - 25/06/2020, 17:20 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Kapal yang mengangkut 94 pengungsi Rohingya mengalami kerusakan dan sempat terombang-ambing di perairan Seunuddon, Aceh Utara, Rabu (24/6/2020).

Menurut keterangan polisi, para pengungsi yang menjerit minta tolong tersebut akhirnya dihampiri tiga nelayan yang tengah melaut.

Ketiga nelayan tersebut adalah Abdul Aziz, asal Aceh Timur, serta Faisal dan Raja asal Kabupaten Aceh Utara.

“Nelayan itu lalu melaporkan ke Panglima Laot, seterusnya ke Polsek dan Koramil. Sekarang kita sedang berkoordinasi dengan para pihak seperti Imigrasi dan Pemerintah Aceh Utara,” kata Kepala Polsek Seunuddon Iptu M Jamil saat dikonfirmasi. 

Baca juga: Pengungsi Rohingya Terdampar di Aceh, Amnesty Desak Indonesia Beri Perlindungan

Sembari menunggu kapal mereka diperbaiki, puluhan warga Rohingnya tersebut ditampung sementara di bekas Kantor Imigrasi, Punteut, Lhokseumawe.

Sementara itu, dari data petugas, kapal pengungsi itu berisi 15 pria dewasa, 49 wanita dewasa, 30 anak laki-laki dan 20 anak perempuan.

Terseret angin

Sementara itu, dilansir dari Antara, kapal pengungsi tersebut sempat merapat ke bibir pantai Lancot, Aceh Utara, karena terbawa angin.

Namun, saat itu para penumpang tidak diizinkan turun oleh petugas. Kapal itu kembali ditarik ke laut oleh petugas gabungan dari tim SAR Aceh, BPBD, dan TNI/Polri.

Sementara itu, sejumlah warga setempat sempat meminta agar para pengungsi diizinkan mendarat atas dasar kemanusiaan.

 

Diminta untuk melanjutkan perjalanan

Keberadaan kapal yang membawa warga Rohingya itu diketahui oleh tiga orang nelayan asal Kecamatan Senuddon, Kabupaten Aceh Utara, yang kapal motornya kebetulan sedang melintas di sekitar lokasi. BBC Indonesia/Syaiful Juned Keberadaan kapal yang membawa warga Rohingya itu diketahui oleh tiga orang nelayan asal Kecamatan Senuddon, Kabupaten Aceh Utara, yang kapal motornya kebetulan sedang melintas di sekitar lokasi.
Menurut Komandan Korem (Danrem) 011/Lilawangsa, Kolonel Inf Sumirating Baskoro, para pengungsi akan dikawal kembali ke perairan setelah kapal mereka diperbaiki.

“Setelah diperbaiki kapal tersebut, kita juga akan mempersiapkan bahan bakar untuk kapal tersebut dan kemudian direncanakan akan didorong kembali kapal tersebut di bawah pengawasan Polairud dan TNI Angkatan Laut untuk keluar dari perairan Indonesia,” katanya.

Baca juga: Ini 5 Hal Penting Saat Jokowi Kunjungi Jatim di Tengah Pandemi Covid-19

Hal senada juga dijelaskan oleh Pelaksana Harian Sekretaris Daerah Aceh Utara, Risawan Bentara.

Sebelumnya, petugas juga sudah melakukan cek kesehatan sesuai protokol kesehatan Covid-19.

“Apa yang disampaikan Forkompinda kita ikuti. Kita juga tes kesehatan mereka, apakah terpapar corona atau tidak. Semua protokol kesehatan kita ikuti,” katanya di TPI Bayu, Kamis (25/6/2020) kepada sejumlah wartawan.

 

Desakan Amnesty International Indonesia

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid di Historia Food & Bar, Jakarta Barat, Rabu (10/10/2018). KOMPAS.com/Devina Halim Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid di Historia Food & Bar, Jakarta Barat, Rabu (10/10/2018).

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid menjelaskan, melindungi para pengungsi yang tengah terombang-ambing di lautan adalah kewajiban.

Menolak para pengungsi, menurut Usman, sama saja dengan melegalkan pelanggaran hak asasi manusia.

"Menolak para pengungsi ini sama saja dengan melegalkan pelanggaran hak asasi manusia," kata Usman.

Baca juga: Jokowi Beri Waktu 2 Minggu, Khofifah Curhat Soal Disiplin Warga

Dalam kasus 94 pengungsi Rohingya di Aceh, Usman meminta pemerintah Indonesia untuk memastikan keselamatan dan kebutuhan dasar hidup mereka.

"Kami mendesak pihak berwenang di Indonesia untuk memastikan penyelamatan, pendaratan dan perlindungan bagi para pengungsi," katanya.

(Penulis: Kontributor Lhokseumawe, Masriadi, Devina Halim | Editor: Bayu Galih, Aprillia Ika)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com