Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risma Klaim Tren Kasus Covid-19 di Surabaya Menurun, Ini Faktanya

Kompas.com - 23/06/2020, 20:08 WIB
Ghinan Salman,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim tren kasus positif virus corona baru atau Covid-19 Surabaya menurun.

"Dari hasil (testing) meskipun kami melakukan banyak sekali tes massal di beberapa tempat, trennya memang menurun, jadi kenapa (mobil PCR) BIN meninggalkan Surabaya, karena trennya menurun," kata Risma lewat konferensi video dalam dialog bertajuk Zona Risiko Tinggi: Bagaimana Beradaptasi pada Selasa (23/6/2020).

Meski mobil PCR milik BIN dan BNPB tak lagi beroperasi di Surabaya, Risma menyebut rapid test dan tes swab massal masih dilakukan di sejumlah titik.

Risma berharap, cara itu bisa membuat tren kasus positif Covid-19 tetap terus turun.

"Meskipun kita ditinggalkan BIN, kami tetap melakukan rapid test massal di beberapa tempat dan mudah-mudahan tren ini bisa tetap turun," ujar Risma.

Baca juga: Pasien yang Dirawat Ternyata Positif Covid-19, Sebuah RS Swasta Jadi Klaster Baru

Menurut Risma, terdapat 200 tempat tidur yang belum terisi pasien di rumah sakit rujukan Covid-19 di Surabaya.

Risma memastikan, Pemkot Surabaya tetap berupaya melakukan tracing dan testing secara massif untuk mendeteksi warga yang terinfeksi Covid-19.

Strategi testing diubah

Wali Kota Surabaya itu menyebut, Pemkot mengganti strategi rapid test massal virus corona baru  atau Covid-19.

Sebelumnya, rapid test digelar di tingkat kampung. Kini, Risma menggelar rapid test Covid-19 per komunitas.

Rapid test massal dilakukan kepada komunitas guru, komunitas pedagang, dan PKL di kawasan sekitar rumah sakit dan pasar.

 

Warga yang dinyatakan reaktif berdasarkan tes cepat akan menjalani tes swab. Menurutnya, terdapat temuan kasus positif Covid-19 dari rangkaian tes itu.

Tapi, sebagian warga yang dinyatakan positif Covid-19 bukan masyarakat Surabaya.

"Tetapi kami harus terus lakukan upaya ini supaya tahu tracing-nya. Sehingga kita tahu mereka ada di mana dan kami lakukan rapid test massal kemudian menindaklajuti yang terinfeksi Covid-19" kata Risma.

Risma mengaku telah berupaya mengatasi penyebaran Covid-19 dengan berbagai cara, mulai dari lingkungan kampung hingga sektor industri.

Baca juga: Risma: Pengawasan Ketat Bikin Kasus Covid-19 di Surabaya Turun

Risma menyebut, telah membentuk kampung tangguh, pasar tangguh, mal tangguh, tempat ibadah tangguh, kawasan perdagangan tangguh, sentra kuliner tangguh, mal tanghuh dan transportasi tangguh.

Itu dilakukan Risma sebagai upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

Risma juga memastikan pengawasan terhadap berbagai sektor itu terus dilakukan.

Meski, Risma mengakui upaya pengawasan ini tergolong berat, namun hal ini harus terus dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Jadi kami lakukan pengawasan ini secara konsisten. Setiap hari bahkan malam ada petugas yang piket di beberapa tempat untuk memantau masyarakat yang tidak menggunakan masker dan sebagainya," kata Risma.

 

Data tambahan kasus positif

Berdasarkan data di laman Surabaya Lawan Covid-19, tambahan kasus positif Covid-19 dalam sepekan terakhir cukup tinggi.

Pada 16 Juni, terdapat 4.181 kasus positif Covid-19 di Surabaya. 

Tercatat tambahan sebanyak 81 kasus positif pada 17 Juni 2020. Sehingga kasus positif Covid-19 menjadi 4.262.

Baca juga: Risma Ungkap Strategi agar Warga Surabaya Bisa Beradaptasi dengan Tatanan Normal Baru

Pada 18 Juni, tambahan kasus positif Covid-19 di Surabaya mencapai 121.

Lalu, terdapat tambahan 84 kasus positif pada 19 Juni dan 105 kasus positif pada 20 Juni.

Kemudian, tercatat 56 kasus positif baru pada 21 Juni dan 143 kasus positif pada 22 Juni.

Sehingga, terdapat 4.771 kasus positif Covid-19 di Surabaya hingga Senin (22/6/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com