Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Histeris Ibu dan Pembantaian Kakak Adik di Medan

Kompas.com - 22/06/2020, 17:17 WIB
Dewantoro,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

Sosok ayah tiri terduga pelaku pembunuhan

Menurut Sukri, R yang merupakan ayah tiri IF dan RA, saat ini sudah ditangkap polisi.

Sukri mengatakan, R yang diduga pelaku pembunuhan, selama ini tidak pernah berinteraksi dengan warga sekitar.

Padahal, R sudah 2 tahun tinggal di rumah Nenek Anik.

"Kalau jumpa, cuma bilang bang, sambil menunduk. Jadi memang dia membatasi interaksi dengan warga," kata Sukri.

Menurut Sukri, wajah R sama sekali tidak menunjukkan kesedihan dan penyesalan saat ditangkap polisi.

"Ini bukan pembunuhan biasa. Kalau lihat posisinya, ini sudah pembantaian," kata Sukri.

Sementara itu, suasana di sekitar lokasi rumah duka semakin riuh, lantaran warga kompak berteriak agar pelaku dihukum berat.

Menurut warga, kasus pembunuhan kedua bocah ini terlalu sadis dan tidak manusiawi.

"Bahkan binatang tak mungkin sekejam itu. Sebaiknya dihukum mati saja. Tapi seharusnya dia merasakan sakitnya dulu seperti yang dirasakan anak-anak itu," kata Sukri.

Penemuan jenazah kedua bocah tersebut berawal dari pesan WhatsApp yang diterima Fathulzanah dari suaminya.

Setelah membaca pesan singkat dari R, Fathulzanah mendatangi Sekolah Global yang berada tepat di depan Gang Ksatria.

Melihat jasad kedua anaknya, Fathulzanah menjerit histeris hingga membuat satpam sekolah kaget dan berlarian.

Kedua korban mengalami luka di bagian kepala yang diduga akibat benturan keras.

Pihak pengamanan sekolah kemudian menghubungi petugas kepolisian Polsek Medan Kota.

Polisi dari Polsek Medan Kota dan Polrestabes Medan yang tiba di lokasi langsung melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kematian kedua bocah malang tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com