Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PSBB Surabaya Raya Diakhiri, IDI: Beban Rumah Sakit dan Tenaga Medis Semakin Berat

Kompas.com - 11/06/2020, 15:59 WIB
Ghinan Salman,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Semenjak penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya diakhiri, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur menyebut, beban tenaga kesehatan akan semakin berat.

Ketua IDI Jatim Sutrisno mengatakan, berdasarkan kajian yang dilakukan ahli epidemiologi, kasus Covid-19 di Jatim, terutama di wilayah Surabaya Raya, masih tergolong tinggi.

Namun, kepala daerah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, kompak untuk menghentikan PSBB Surabaya Raya.

"Beban rumah sakit dan beban tenaga kesehatan akan semakin berat (dengan dihentikannya PSBB Surabaya Raya)," kata Sutrisno, saat dihubungi wartawan, di Surabaya, Kamis (11/6/2020).

Baca juga: Hari Terakhir PSBB Surabaya Raya Catat 261 Kasus Baru Covid-19

Ia menyebut, kebijakan pelonggaran di Surabaya Raya justru akan membuat tingkat penyebaran Covid-19 akan semakin tinggi.

Ia pun meminta pemerintah mewaspadai kemungkinan munculnya gelombang kedua penyebaran Covid-19 di Surabaya Raya.

"Ini harus jadi perhatian pemerintah, karena telah memutuskan melonggarkan PSBB ini," kata dia.

Kekhawatiran Sutrisno tak berlebihan mengingat data pertumbuhan kasus Covid-19 di Surabaya Raya, terutama Kota Surabaya, terus mengalami peningkatan.

Jika semakin banyak pasien yang dirawat, rumah sakit mau tidak mau harus bekerja ekstra dalam jangka waktu yang panjang untuk memulihkan pasien Covid-19 tersebut.

Ia pun meminta pemerintah terus memberikan dukungan lebih, terutama terhadap tenaga medis dan memberikan fasilitas kesehatan yang mumpuni.

Sebab, kata dia, sudah pasti beban dan tugas tenaga medis akan semakin berat menangani wabah ini.

"Tapi, ini kenyataan yang mesti dihadapi, artinya pemerintah harus berikan support lebih pada fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan," kata Sutrisno.

Baca juga: Pesan Risma Setelah PSBB Surabaya Tak Diperpanjang

Di samping itu, IDI juga meminta pemerintah mengawasi masyarakat dan memperketat fasilitas umum.

Sehingga, seluruh pihak bebar-benar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan.

"Pembatasan pertemuan orang harus dipertahankan. Protokol kesehatan jangan dikendorkan, tetap pakai masker, jangan kumpul-kumpul banyak orang. Jam buka mal juga jangan berlebihan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com