Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PLN Tawarkan Pelanggan yang Tagihannya Capai Rp 20 Juta Mencicil

Kompas.com - 10/06/2020, 18:08 WIB
Andi Hartik,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MALANG, KOMPAS.com - Manager Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Malang Raya, M Eryan Saputra menawarkan solusi pembayaran bagi Teguh Wuryanto (56), pelanggan yang tagihannya mencapai Rp 20.158.686.

PLN menawarkan skema pembayaran dengan dicicil.

“Karena secara pemakaian sudah betul, ya solusi yang kami tawarkan sama dengan yang lain, artinya cicilan pembayaran,” kata Eryan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (10/6/2020).

Sedangkan, nilai tagihannya tetap sama. Yaitu sesuai dengan invoice nomor 513010180722-0520 senilai Rp 20.158.686.

Baca juga: Terjawab, Penyebab Tagihan Listrik Pemilik Bengkel Melonjak 20 Kali Lipat

“Nilai tagihan tetap. Tapi, metode pembayarannya yang dicicil,” jelasnya.

Eryan mengatakan, skema pembayaran itu merupakan hasil kesepakatan antara pihaknya dan pelanggan.

Saat ini, pihaknya masih mensimulasikan besaran cicilan untuk Teguh yang merupakan pemilik bengkel di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.

“Pelanggan lagi ke kantor unit kami untuk membuat surat pengakuan hutang atau SPH cicilannya. Jadi, besaran cicilan masih dia ingin simulasi di kantor. Tadi, kami menghitungnya secara kasar, tapi kalau sudah di aplikasi terlihat cicilan per bulannya,” ujar dia.

Diketahui, tagihan listrik di bengkel milik Teguh Wuryanto (56) menanjak tajam menjadi Rp 20.158.686.

Tagihan itu naik sebesar 20 kali lipat dari total tagihan yang dibayar di periode sebelum-sebelumnya.

Padahal, volume penggunaan alat di bengkel yang ada di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, menurun sejak terjadi pandemi Covid-19.

“Akhirnya harus dibayar, kalau tidak mau dibayar harus (melayangkan protes) ke Jakarta (kantor PLN Pusat) mungkin. Karena tagihan sudah keluar dan harus dibayar,” kata Teguh, saat dihubungi Kompas.com, melalui sambungan telpon.

Teguh mengatakan, kenaikan tagihan listrik terjadi sejak meteran listrik di bengkelnya diganti dari yang analog ke meteran listrik digital pada Januari 2020 lalu.

Setelah itu, tagihan listrik yang diterimanya naik.

Namun, Teguh menganggap kenaikan itu merupakan hal yang wajar karena berganti meteran digital.

Berdasarkan pada invoice tagihan yang diterima oleh Teguh, nilai tagihan pada bulan Februari 2020 sebesar Rp 2.152.494.

Baca juga: Tagihan Listrik Naik 20 Kali Lipat meski Bengkel Tak Buka, Pemilik: Apa yang Saya Gunakan?

 

Kemudian ada Bulan Maret, nilai tagihannya hanya Rp 921.067.

Pada Bulan April, nilai tagihannya sebesar 1.218.912. Kemudian tagihan pada Bulan Mei naik drastis menjadi Rp 20.158.686.

Belakangan, Teguh mengetahui bahwa ada kebocoran daya reaktif (kVarh) yang membuat tagihan itu meningkat tajam.

Kebocoran daya reaktif itu disebabkan oleh alat berupa kapasitor yang sudah rusak dan tidak berfungsi lagi.

Kebocoran daya reaktif itu terdeteksi setelah meteran listrik diganti ke meteran digital.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com