KOMPAS.com - Sejumlah kelompok masyarakat di beberapa daerah aktif menjaga dan memulihkan lingkungan yang rusak akibat pertambangan di berbagai daerah.
Menurut catatan Jaringan Advokasi Tambang, inisiatif pemulihan lingkungan yang rusak akibat tambang sekaligus menawarkan solusi ekonomi lain bagi masyarakat banyak.
Salah satunya dilakukan oleh Nissa Wargadipura yang mendirikan pesantren ekologi Ath-Thaariq di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca juga: Contoh Barang Tambang Nonmigas
Dilansir dari VOA Indonesia, Nissa mengatakan dia tergerak mendirikan pesantren ekologi karena resah dengan ancamab kris pangan dan alih fungsi lahan pertanian di wilayahnya.
Total ada sekitar 30 santri yang belajar di pesantren ekologi milik Nissa.
Untuk pesantreannya, Nissa memanfaatkan lahan seluas satu hektare untuk kebutuhan pangan secara mandiri. Para santri juga diajari untuk mengolah pertanian dengan menggunakan benih lokal dan bertani organik.
Baca juga: Tambang Emas Tradisional di Kalsel Longsor, 5 Orang Tewas Tertimbun, 1 Belum Ditemukan
Nissa menuturkan pesantren ekologi miliknya juga berusaha memulihkan ekologi dengan mengembalikan mata rantai makanan di alam.
Semisal dengan menyediakan rumah ular dan burung hantu untuk mengatasi tikus di sawah.
Baca juga: Warga Tergeletak dengan Luka Tembak di Jalan Tambang Area PT Freeport Papua
Ia juga menerapkan sistem zonasi makanan seperti sawah untuk kebutuhan karbohidrat dan kolam ikan untuk pemenuhan protein, serta tanaman obat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.