Saat otak terganggu, berbagai gejala seperti delusi, halusinasi, cara bicara dan perilaku yang tidak teratur akan bermunculan.
Fransiskus disebut tumbuh sebagai remaja yang baik hati.
Apalagi, ia pernah mengenyam pendidikan menengah pertama di salah satu susteran yang berada di Kota Ende.
Namun, entah apa penyebabnya, Fransiskus kala itu, justru tumbuh menjadi remaja yang galak dan menakutkan bagi keluarga dan warga kampungnya.
Baca juga: Kapolres: Kata Warga, 2 Polisi Pemukul ODGJ Dikenal Baik
Saat dikunjungi Anggota DPRD Manggarai Timur Gorgonius Bajang, Ketua DPC PDI-P Manggarai Timur Marselis Sarimin, Hironimus Agas, Ketua PAC PDI-P Kecamatan Kota Komba, Kanisius Unda, relawan KKI Manggarai Timur, juga Kepala Desa Mbengan Yohanes Tobi, Kamis (28/5/2020) lalu, ia tampak geram.
Rupanya, Fransiskus tak suka dengan kebisingan, juga keramaian.
Ia bahkan melempar dengan benda-benda yang ada di sekitarnya.
Hal ini pun membuat Kompas.com kesulitan untuk melihat sosok Fransiskus dari dekat.
Hanya bisa melihat dua kakinya yang dipasung.
Mama Ester Deke saat menerima kunjungan kasih itu mengungkapkan terima kasih banyak atas bantuan sosial yang diperuntukkan bagi anaknya.
"Bertahun-tahun anak saya sakit dan dipasung. Sebagai seorang mama, saya sabar dan setia memberikan makanan kepadanya. Dan juga anak bungsu yang selalu memberikan makanan. Sebagai seorang mama, sangat sedih dengan derita yang dialami anak," tutur dia.
Pasung adalah jalan terakhir yang dipilih oleh keluarga Ester. Meski kadang dianggap tidak manusiawi, namun tak ada pilihan lain bagi mereka.