Saat terjadi peristiwa itu, sambung Pandra, korban sempat memencet sinyal EPIRB.
Dijelaskan Pandra, EPIRB adalah alat yang diperuntukkan untuk masalah besar seperti kapal karam, tenggelam dan lainnya.
"Mungkin korban merasa panik dan didatangi kawanan pencuri, sehingga memencet tombol itu," ungkapnya.
Sinyal EPIRB itu, lanjut Pandra, diterima oleh Internasional Maritim Organization (IMO) yang kemudian diteruskan ke Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
"Setelah mendapat laporan, tim Polairud Polda Lampung langsung menuju lokasi dengan Kapal Patroli 2001," ujarnya.
Baca juga: Kapal Yacht Dibegal di Perairan Lampung, Pemilik Kelaparan dan Uang 700 Dollar Raib
(Penulis : Kontributor Lampung, Tri Purna Jaya | Editor: Abba Gabrillin, Teuku Muhammad Valdy Arief)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.