Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Pembagian BLT, Warga di Maluku Tengah Segel Kantor Desa

Kompas.com - 27/05/2020, 19:27 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Puluhan warga Desa Laimu, Kecamatan Telutih, Kabupaten Maluku Tengah, menyegel kantor desa setempat, Rabu (27/5/2020).

Penyegelan kantor desa itu dilakukan sebagai bentuk protes atas pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dinilai tidak tepat sasaran di desa tersebut.

Warga yang melakukan penyegelan kantor desa menuding, pembagian BLT bagi warga terdampak pandemi Covid-19 di desa tersebut sarat nepotisme, karena ada pegawai negeri dan perangkat desa yang justru mendapatkan bantuan tersebut.

Baca juga: Protes Pegawai Honorer dan Perangkat Desa Terima Bansos Rp 600.000, Warga Datangi Kantor Desa

Pembagian BLT di sini menyalahi aturan karena ada pegawai negeri dan perangkat desa masih dapat bantuan, ini salah sasaran,” ungkap Musalim Yapono, kepada Kompas.com, saat dihubungi dari Ambon, Rabu.

Dia mengatakan, warga juga marah dan melakukan penyegelan kantor desa lantaran kerabat dekat kepala desa diduga ikut mendapatkan bantuan tersebut.

Sementara, warga yang benar-benar berhak menerimanya tidak mendapat bantuan.

“Selain ada pegawai dan staf desa, yang mendapat bantuan ini banyak kerabat dekat kepala desa, jadi sangat sarat nepotisme,” kata dia.

Warga pun mempertanyakan sistem pembagian BLT yang tidak jelas oleh pemerintah desa.

Sebab, penerima tahap pertama tidak sama dengan penerima tahap kedua.

Selain itu, warga juga menuding pemerintah desa telah melakukan penipuan dan tidak transparan soal penyaluran bantuan tersebut.

Baca juga: Ricuh Pembagian BLT, Massa Bakar Posko Covid-19 dan Rusak Kantor Desa

“Pemerintah desa sudah bekerja tidak transparan, setiap tahapan penyaluran bantuan, penerimanya berbeda. Seharusnya kan sama dalam tiga tahap pembagian, jadi ini tidak transparan,” ujar dia.

Kepala Desa Laimu, Abdulah Kumkelo yang dikonfirmasi terkait masalah tersebut enggan memberikan tanggapannya.

Dia hanya menyesalkan sikap warganya atas aksi penyegelan kantor desa yang dilakukan.

“Saya tidak bisa bicara saat ini, warga tidak mengindahkan saya lagi,” ujar dia. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com