Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006: Di Balik Bencana, Gotong Royong Warga Jadi Makin Erat

Kompas.com - 27/05/2020, 12:09 WIB
Markus Yuwono,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

 

Relawan dan petugas medis kewalahan banyaknya korban akibat gempa Bumi itu, bahkan untuk menyangga tulang patah menggunakan sisa rangka rumah di sekitar kantor PMI.

 

Saat itu, sampai tengah hari dirinya baru teringat rumahnya di Dlingo. Waku itu dirinya masih tinggal bersama keluarga sebelum pindah ke Pleret.

Kondisi di Kecamatan Dlingo cukup tenang dan kerusakan tidak begitu parah seperti daerah kota Bantul dan sekitarnya. 

"Banyak warga Dlingo yang malah turun (posisi Dlingo di perbukitan perbatasan dengan Gunungkidul) untuk membantu warga dibawah," ucap Riza. 

Baca juga: Melawan Lupa, Napak Tilas Gempa Yogyakarta

Kegotongroyongan semakin erat

Beberapa hari kemudian suasana di Bantul semakin mencekam karena saat itu hujan turun, banyak rumah yang kondisinya miring runtuh.

Saat itu bersama relawan dirinya menghitung rumah rusak akibat gempa bumi.

"Pengalaman gempa bumi 14 tahun lalu, mengajarkan kita untuk saling mendukung, agar bisa bangkit bersama. Terbukti warga Bantul dan DIY bisa bangkit dari bencana," ucap Riza. 

Kepala Dukuh Bibis, Desa Timbulharjo, Kecamatan Sewon, Irvan Muhhamad menceritakan, tak jauh berbeda kondisi saat itu.

Bahkan adiknya yang masih duduk SMP kala itu menjadi salah satu korban meninggal bersama 12 warga lainnya.

Baca juga: Antara Gempa Aceh Juli 2013 dan Gempa Yogyakarta 2006

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com