Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masih Banyak yang Keluyuran, Ganjar Instruksikan Kepala Daerah Lakukan Rapid Test Massal

Kompas.com - 26/05/2020, 15:33 WIB
Riska Farasonalia,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menginstruksikan kepala daerah di 35 kabupaten atau kota di wilayahnya menggelar rapid test virus corona baru massal.

Rapid test massal digelar karena banyak warga yang masi ngeyel untuk keluar rumah saat perayaan Idul Fitri 1441 Hijriah.

Baca juga: Jateng Belum Terapkan New Normal, Ganjar: Sekarang Kita Latihan Dulu

Ganjar mengaku mendapatkan informasi dari Universitsa Indonesia (UI) yang memantau pergerakan masyarakat lewat Google.

"Itu gambaran seluruh Jawa Tengah karena basisnya adalah mobile phone yang dia (warga) pakai itu dipantau, seberapa pergerakannya karena kan GPS-nya kan hidup. Ternyata kita cukup tinggi. Artinya masih banyak yang keluyuran dan kerumunan. Jadi potensi penularan yang tinggi," kata Ganjar di Puri Gedeh, Selasa (26/5/2020).

Ganjar mengatakan rapid test bakal digelar di sejumlah pusat keramaian yang berpotensi menjadi epicentrum baru dan transmisi lokal.

"Sekarang kita tinggal meminta tempat kerumunan di-rapid test, selain yang pasti di-rapid test seperti pemudik, pekerja migran, di pasar, mal atau berasal dari daerah epicentrum Covid-19," kata Ganjar.

Ganjar menambahkan, jajarannya terus menelusuri dan melacak pasien yang berasal dari sejumlah daerah diduga sebagai pusat penularan kasus Covid-19, seperti Jakarta, Bogor, Gowa, dan Jawa Timur.

Termasuk klaster penularan baru seperti yang terjadi di RS Kariadi Semarang, Salatiga, Purworejo, dan Kota Semarang.

"Kalau ini di-rapid test lebih banyak lagi kita akan tahu sebenarnya persebarannya di masyarakat seperti apa representasinya," jelasnya.

 

Totalnya sampai saat ini sebanyak 38.111 alat rapid test telah didistribusikan kepada seluruh Dinas Kesehatan kabupaten atau kota dan rumah sakit rujukan di Jawa Tengah.

Tahap pertama, jumlah alat rapid test yang terdistribusi sebanyak 27.011. Untuk dinas kesehatan kabupaten atau kota sebanyak 24.641, sementara untuk rumah sakit sejumlah 2.370.

Baca juga: Viral, Kisah Driver Ojol Tak Dibayar Setelah Antar Penumpang dari Denpasar ke Bangli

Dari jumlah tersebut, sebanyak 22.337 masyarakat telah menjalani rapid test. Sebanyak 809 orang dinyatakan reaktif.

Sementara untuk tahap kedua, yang distribusikan sejumlah 11.100 alat untuk seluruh kabupaten atau kota. Sebanyak 3.411 telah dipakai, 94 di antaranya reaktif. Saat ini rapid test yang tersisa sebanyak 12.363.

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode PCR (polymerase chain reaction).

Hasil rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com