Kasat Reskrim Polrestabes Medan AKBP Ronny Sidabutar mengatakan, otak pembunuhan adalah Arman Pohan, seorang pemilik bengkel.
Pembunuhan itu rupanya dilatarbelakangi niat pelaku menguasai mobil Xenia milik korban yang dibawa ke bengkelnya, Rabu (13/5/2020).
Ketika Henri duduk, Arman memukul kepala belakang Henri dengan benda keras.
Kemudian, Apriandi membantu kakak iparnya menjerat leher Henri.
"Tersangka AH menjerat korban," kata dia.
Jasad Henri kemudian di sembunyikan di belakang bengkel dan ditemukan dua hari setelah pembunuhan dalam keadaan membusuk.
Baca juga: Pengakuan Pembunuh Siswi SMP yang Ditemukan Tinggal Kerangka: Baru Menyesal Satu Bulan Usai Membunuh
Usai melakukan pembunuhan, Arman membawa mobil yang dirampoknya dan menjual seharga Rp 59 juta.
Namun, dari hasil penjualan itu, Apriandi hanya mendapatkan Rp 200.000,00.
"Saya dikasih Rp 200.000,00 Bang, cuma itu aja. Baru abang ipar saya itu lari, aku tinggal di rumah aja," kata dia, seperti dilansir dari Tribun Medan.
Pelaku Apriandi terancam hukuman mati hingga seumur hidup.
Sedangkan otak pembunuhan, Arman kabur dan diimbau menyerahkan diri.
Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Medan, Dewantoro | Editor : Aprillia Ika), Tribun Medan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.