Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Viral Video Pria Jual Blender Sambil Menangis untuk Beli Beras | Ayah Perkosa Anak Tiri

Kompas.com - 21/05/2020, 06:05 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria menangis sambil menjual sebuah blender di pinggir Jalan Raya Magetan-Maopati, Jawa Timur, viral di media sosial Facebook.

Diketahui, pria dalam video tersebut bernama Sujono (40), warga Desa Pojok Sari, Kabupaten Magetan.

Sujono mengaku terpaksa menjual blender bekas di pinggir jalan itu karena tak punya uang untuk membeli beras.

Sementara itu, seorang ayah di Kota Padang Sidempuan, Sumatera Utara, berinisial MB (47), tega memerkosa anak tirinya hingga hamil dan melahirkan.

Perbuatan bejat pelaku terbongkar setelah korban melahirkan di kamar mandi dan diketahui oleh ibunya.

Tak terima dengan perbuatanya suaminya tersebut, ibu kandung korban melaporkannya ke polisi hingga MB ditangkap polisi.

Baca lima berita populer nusantara selengkapnya:

1. Viral video pria jual blender sambil menangis untuk beli beras

Ilustrasi viral.Shutterstock Ilustrasi viral.

Sujono mengaku terpaksa menjual blender bekas di pinggir jalan itu karena tak punya uang untuk membeli beras.

Pasalnya, ia sudah tiga bulan tidak berjualan lagi akibat tempat biasanya berkeliling di kawasan Pondok Pondok Pesantren Al Fatah Temboro Magetan ditutup karena menjadi salah satu klaster penyebaran virus corona.

“Sudah tidak mempunyai uang untuk beli beras. Barang yang bisa dijual ya hanya blender,” kata Sujono saat ditemui di rumahnya, Rabu (20/5/2020).

Kata Sujono, setelah kawasan Ponpes Al Fatah Temboro ditutup, ia beralih profesi sebagai pengumpul kayu bakar dan bambu kering bersama istrinya.

Jika beruntung, mereka bisa mendapatkan dua ikat kayu bakar yang dijual keliling kampung.

“Kadang laku Rp 10.000 kadang hanya Rp 5.000. Kalau dari pagi hujan, maka kami tidak mempunyai penghasilan,” katanya.

Baca juga: Viral, Video Pria Jual Blender Sambil Menangis di Pinggir Jalan karena Tak Punya Uang Beli Beras

 

2. Ayah tiri perkosa anak hingga melahirkan di kamar mandi

Ilustrasi SHUTTERSTOCK Ilustrasi

Entah apa yang ada dibenak MB (47), warga Kecamatan Padang Sidempuan Tenggara, Kota Sidempuan, Sumatera Utara, ia dengan tega memerkosa anak tirinya yang berusia 18 tahun hingga hamil dan melahirkan.

Perbuatan MB terbongkar setelah korban melahirkan seorang anak laki-laki di kamar mandi, dan diketahui ibu kandungnya.

Kasat Reskrim Polres Padang Sidempuan AKP Bambang Herianto Tarigan mengatakan, peristiwa ini terbongkar berawal dari korban mengeluh sakit pada bagian perut pada ibunya.

Sambung Bambang, mendengar keluhan anaknya, sang ibu berencana membawa putrinya untuk berobat.

Namun, saat akan diajak pergi berobat, korban pergi ke kamar mandi. Tiba-tiba, ibunya mendengar korban menjerit kesakitan.

Mendengar itu, lanjut Bambang, ibu korban langsung mendantangi korban. Dan betapa terkejutnya sang ibu melihat korban dalam keadaan berdarah dan ada bayi di dekatnya.

"Anaknya laki-laki dan dilahirkan di dalam kamar mandi. Kondisinya sehat," ujar Bambang kepada Kompas.com, Rabu (18/5/2020).

Baca juga: Ayah Perkosa Anak Tiri, Terungkap Saat Melahirkan di Kamar Mandi

 

3. Cerita Rio nekat mudik jalan kaki dari Jakarta ke Solo usai di PHK

Maulana Arif Budi Satrio (38) atau akrab disapa Rio, warga Sudiroprajan, Jebres, Solo sedang menjalani karantina 14 hari setelah pulang dari Jakarta di Gedung Graha Wisata Niaga Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020)KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Maulana Arif Budi Satrio (38) atau akrab disapa Rio, warga Sudiroprajan, Jebres, Solo sedang menjalani karantina 14 hari setelah pulang dari Jakarta di Gedung Graha Wisata Niaga Solo, Jawa Tengah, Selasa (19/5/2020)

Maulana Agus Arif Budi Satrio (38), Warga Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Solo, Jawa Tengah, nekat pulang kampung dengan berjalan kaki dari Cibubur, Jakarta Timur, hingga Gringsing, Kabupaten Batang, sejauh 440 kilometer.

Setiba di Gringsing, pria yang akrab disapa Rio ini diantar pulang oleh komunitas pengemudi pariwisata Indonesia (Peparindo) Jawa Tengah sampai ke kampung halaman di Solo.

Tentunya bukan tanpa alasan jika Rio melakukan perjalanan sejauh itu.

Iya, hal itu dilakukannya karena ia kehabisan uang untuk pulang ke kampung halamannya setelah terkena pemutusan hubungan kerja ( PHK) dari perusahaan tempatnya bekerja di Jakarta Timur akibat pandemi wabah virus corona.

"Saya menerima berita di-PHK dari kantor pada Jumat 8 Mei 2020," katanya

Setelah mendengar kabar kalau dirinya terkena PHK, ia pun kemudian berpikir apakah harus bertahan di Jakarta atau memilih untuk pulang kampung halamannya di Solo.

Namun, kata Rio, jika tetap di Jakarta, dirinya harus membayar uang sewa kontrakan dan harus mencukupi kebutuhan hidup setiap hari. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang ke Solo.

Baca juga: Cerita Rio, Nekat Mudik Jalan Kaki dari Jakarta ke Solo Usai Kena PHK, Sehari Tempuh Perjalanan Sekitar 100 Km

 

4. Dokter Boedhi Harsono meninggal setelah positif Covid-19, istri kritis

Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumar (3/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/pras Pengendara motor melintas di depan mural tentang pandemi virus corona atau COVID-19 di Jalan Raya Jakarta-Bogor, Depok, Jawa Barat, Jumar (3/4/2020). Mural tersebut ditujukan sebagai bentuk dukungan kepada tenaga medis yang menjadi garda terdepan dalam menghadapi COVID-19 di Indonesia.

Seorang dokter di Surabaya bernama Boedhi Harsono meninggal dunia setelah positif terjangkit virus corona.

"Beliau dikabarkan meninggal semalam (Senin malam) sekitar jam 22,00 malam di waktu Surabaya," kata Humas ID, dr Halik Malik dikutip dari Tribunnews, Selasa.

Istri dokter Boedhi, yang juga merupakan seorang dokter juga teinfeksi corona dan saat ini sedang kritis.

"Beliau ini sama-sama kritis dengan istrinya di ICU, kondisinya sudah mendapatkan bantuan pernapasan dengan ventilator. Istrinya juga seorang dokter, saat ini istrinya masih dirawat. Jadi, suami istri positif Covid-19," terangnya.

Kata Halik, dr Boedhi sudah tidak praktik karena sebelumnya sudah menderita sakit. Namun, sang istri masih berpraktik dan kemudian terinfeksi corona.

Baca juga: Dokter Boedhi Harsono Meninggal karena Covid-19, Istri Kritis di Surabaya

 

5. Seorang mahasiswi meninggal setalah enam hari dinyatakan sembuh dari Corona

Ilustrasi corona virus (Covid-19)shutterstock Ilustrasi corona virus (Covid-19)

Seorang mahasiswi yang telah sembuh dari virus corona bernama Iko Rahmawati (21) asal Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, meninggal dunia pada Senin (18/5/2020) sore di RSUP NTB.

Ia meninggal setelah enam hari dinyatakan sembuh dari Covid-19 oleh pihak rumah sakit.

Kabid P2PL Dinas Kesehatan yang juga tim Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupten Bima, Rifai mengatakan, Iko meninggal bukan karena virus corona, melainkan karena mengidap penyakit ginjal.

Pasalnya, kata Rifai, dari hasil tes swab yang dilakukan pihak RUSP Iko negatif Covid-19.

“Hasil tes swab-nya negatif. Jadi pasien ini meninggal bukan karena corona. Atas kematiannya, menurut dokter di RSUP Mataram, dia didiagnosis mengidap ginjal," ujar Rifai, kepada wartawan, Selasa (19/5/2020).

Baca juga: Seorang Mahasiswi Meninggal 6 Hari Setelah Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

 

Sumber: KOMPAS.com (Syarifudin, Oryza Pasaribu, Sukoco, | Editor : David Oliver Purba, Candra Setia Budi, Abba Gabrillin, Dheri Agriesta)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com