Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Inilah Kesempatan Saya Melakukan yang Terbaik untuk Bangsa"

Kompas.com - 15/05/2020, 15:25 WIB
Pythag Kurniati

Editor

KOMPAS.com- Pengabdian terhadap negara.

Alasan itu yang membuat GR, seorang pengantar jenazah Covid-19 PMI Jember menyingkirkan segala rasa takut dan khawatirnya.

Bagaimana tidak, GR memantapkan hati mengajukan diri sebagai relawan pengantar jenazah pasien Covid-19.

Ia pun memilih merahasiakan pekerjaannya dari sang istri yang tengah hamil.

"Ini kesempatan saya melakukan yang terbaik untuk bangsa," kata GR teguh.

Baca juga: Sederet Aksi Kasar Warga Tak Terima Ditegur untuk Pakai Masker, Todongkan Pisau hingga Tampar Perawat

Memakamkan kali pertama..

Petugas Pengnatar Jenazah Covid 19 saat mensalati mayat yang ada di dalam mobil Bagus Supriadi/Kompas.com Petugas Pengnatar Jenazah Covid 19 saat mensalati mayat yang ada di dalam mobil
GR masih ingat betul bagaimana pengalaman pertamanya mengantar jenazah pasien setelah mendapatkan pelatihan di RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Peristiwa itu, kata GR, terjadi pada 28 April 2020.

"Tanggal 28 April kami pertama kali mengantarkan jenazah PDP Covid-19," tutur dia.

Awalnya sempat ada perasaan was-was. Namun semua itu ditepisnya karena seluruh pengantar jenazah dibekali APD lengkap.

Meski demikian, GR mengatakan tak langsung pulang usai memakamkan jenazah pasien.

Baca juga: Kisah Pengantar Jenazah Covid-19: Rahasiakan Pekerjaan dari Istri yang Hamil dan Pengorbanan untuk Negara

Teringat akan anak-anaknya dan takut jika ada penularan, ia pun pulang sehari usai mengantar jenazah.

Selain itu, selama ini, sang istri tak tahu GR menjadi pengantar jenazah pasien Covid-19.

Ia hanya mengaku terjun dalam sosialisasi pencegahan Covid-19 dan menyemprot disinfektan.

Bukan tanpa alasan GR menyembunyikan aktivitasnya sebagai relawan pengantar jenazah Covid-19 dari istrinya yang sedang hamil.

Ia tak ingin sang istri khawatir.

Baca juga: Kasus-kasus Kebohongan Pasien Corona di Sejumlah Daerah, Dilakukan Kuli Bangunan dan Petugas Medis Terinfeksi

Ilustrasi pemakaman. Ilustrasi pemakaman.

Mendapat pelajaran, semua orang pasti akan meninggal

Selama bertugas dari bulan April hingga saat ini, para relawan, termasuk GR mendapatkan pelajaran bermakna setiap kali memakamkan jenazah.

"Saya selalu ingat suatu saat kami pasti meninggal. Entah dengan cara normal atau terkena wabah," kata dia.

GR pun mengaku terus termotivasi untuk berbuat baik di setiap detik hidupnya.

Salah satunya, dengan tak pernah menunda pemakaman jenazah begitu ada permintaan memakamkan jenazah.

"Saya tidak pernah menunda permintaan jenazah, kalau mau dikuburkan, kami siap secara langsung,” ungkap dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Jember, Bagus Supriadi | Editor : Robertus Belarminus)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com