Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tambah 2 Lab PCR, Pemprov Bali Bisa Uji 450 Sampel Swab dalam Sehari

Kompas.com - 08/05/2020, 05:56 WIB
Kontributor Banyuwangi, Imam Rosidin,
Dheri Agriesta

Tim Redaksi

DENPASAR, KOMPAS.com - Provinsi Bali menambah dua laboratorium pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction) untuk mendeteksi kasus positif virus corona baru atau Covid-19. Kini, terdapat tiga laboratorium PCR di Bali.

Laboratorium baru itu yakni Lab PCR di RS PTN Universitas Udayana (Unud) Jimbaran dan Laboratorium Fakultas Kedokteran Warmadewa (Unwar) Denpasar.

Baca juga: Kisah Cinlok di Tengah Pandemi, Gadis Kirgizstan Terjebak di Bali hingga Jatuh Cinta pada Pria Lampung

 

Sebelumnya, pemeriksaan PCR hanya dilakukan di laboratorium RSUP Sanglah, Denpasar.

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan dengan dua tambahan lab PCR ini menambah kapasitas pengujian sampel swab di Bali. Kini, sebanyak 450 sampel cairan tenggorokan bisa diuji di Bali.

“Saya kira ini satu penambahan yang sangat memadai karena kita selama ini uji swab-nya hanya di Rumah Sakit Sanglah, sehingga memerlukan waktu yang cukup lama,” kata Koster dalam keterangan tertulis, Rabu (6/5/2020) malam.

Tambahan laboratorium itu bisa memangkas waktu penanganan pasien Covid-19.

Koster mengatakan, pasien yang diduga terinfeksi virus corona di Bali tak perlu menjalani rapid test. Tapi, langsung mengikuti tes swab untuk memastikan keberadaan virus.

"Karena kalau rapid test, kan tetap harus tes Swab untuk memastikan. Tambahan dua lab ini, sangat mendukung penanganan Covid-19 di Bali, agar lebih cepat terselesaikan penyelesaiannya,” kata Koster.

Selain itu, Pemprov Bali sedang mempersiapkan tambahan satu laboratorium milik Dinas Kesehatan sebagai laboratorium uji PCR. Pemprov Bali masih melengkapi sejumlah peralatan yang dibutuhkan.

Baca juga: Sempat Nihil, Positif Covid-19 di Bali Bertambah 10 Kasus Hari Ini

Sementara itu, Rektor Universitas Udayana AA Raka Sudewi mengatakan, pengoperasi laboratorium PCR RS Unud akan mempercepat waktu penanganan pasien Covid-19.

"Banyak hal yang bisa diefisiensikan, baik itu dari segi waktu menunggu pasien yang belum terkonfirmasi Covid-19, maupun untuk menunggu keputusan apakah pasien tersebut perlu dikarantina atau tidak," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com