AMBON,KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 7,3 yang dimuktahirkan menjadi 6,9 yang mengguncang wilayah Kepulauan Tanimbar, dan sejumlah wilayah lain di Maluku, tidak menimbulkan kerusakan.
Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Ambon, Andi Azhar Rsudin menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan gempa yang terjadi pada Rabu malam itu tak menimbulkan kerusakan.
“Kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama kekuatan gempa. Jadi makin besar kekuatannya makin besar pula dampak kerusakannya,” kata Andi saat dihubungi kepada Kompas.com, Kamis (7/5/2020).
Baca juga: Gempa Magnitudo 7,3 di Maluku Tidak Timbulkan Kerusakan
Andi menjelaskan, meski kekuatannya besar, tapi pusat gempa berada di kedalaman yang jauh sehingga efekenya tidak menimbulkan kerusakan.
Diketahui gempa berjarak 95 kilometer timur laut Tepa, Maluku Barat Daya, dan 181 kilometer Saumlaki, Kepulauan Tanimbar, dengan pusat gempa berada pada kedalaman 133 kilometer di bawah permukaan laut.
"Kemudian kedalaman gempa, kalau dia semakin dangkal, efek kerusakannya itu semakin besar. Kalau tadi malam itu kan menengah, dan jarak dari pusat gempa juga sangat jauh dari permukiman warga,” ungkapnya.
Baca juga: Analisis Gempa Laut Banda Magnitudo 6,9 hingga Sejarahnya
Selain itu, gempa yang terjadi di Kepulauan Tanimbar tidak menimbulkan patahan naik, tapi patahan bergeser.
Menurutnya pola patahan juga menentukan efek kerusakan yang ditimbulkan.
“Pola pergeseran patah naik dapat memicu dampak yang lebih besar daripada pola patahan bergeser. Semalam yang terjadi pola patahan naik. Namun, dengan kedalaman gempa menengah maka efek kerusakan yang ditimbulkan tidak ada,” ungkapnya.