KOMPAS.com - Video yang memperlihatkan anggota Satpol PP di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, mempersiapkan rotan untuk digunakan sebagai senjata dalam upaya penertiban warga saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) viral di media sosial.
Salah satu akun instagram yang mengunggah video tersebut adalah fakta.indo.
Dalam uanggahannya itu, dituliskan keterangan "Warga bandel saat PSBB, polisi india siap bertindak.
Petugas Satpol PP Banjarmasin bakal meniru gaya polisi India merazia warganya yang nekat keluar rumah saat lockdown atau PSBB.
Dibekali pentungan rotan, pukulan kasih sayang akan diberikan kepada warga yang bandel saat jam malam berlaku di Banjarmasin,"
Hingga Jumat (24/4/2020), video tersebut mendapat 2238 komentar.
Baca juga: Satpol PP Banjarmasin Akan Bawa Rotan Saat Patroli Jam Malam, tapi Tak Seperti Polisi India
Menanggapi hal itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja ( Satpol PP) Banjarmasin, Ichwan Noor Chalik angkat bicara.
Menurutnya, selama penerapan PSBB itu diakui memang akan ada pengetatan dan patroli dari petugas gabungan.
Namun demikian, ia menampik bahwa rotan yang digunakan tersebut untuk memukul warga, layaknya yang dilakukan polisi di India.
"Polisi India tidak dimaksudkan untuk memukul orang seperti di India, tidak. Kami hanya memberikan pembinaan saja," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat.
Pasalnya, penggunaan kekerasan untuk melakukan penertiban warga yang membandel tidak dibenarkan dan tidak ada landasan hukumnya.
"Berita di medsos dan di mana-mana polisi India akan memukul orang tanpa dasar hukum itu tidak benar, karena memang tidak ada dasar hukumnya," imbuhnya.
Baca juga: Fakta Bapak Perkosa Anak Kandung, Dilakukan Berkali-kali karena Kesal Tak Dilayani Istri
Terkait dengan evaluasi penerapan PSBB di Banjarmasin, ia menyebut pada hari pertama masih banyak warga yang tidak mengindahkan atau membandel.
Karena itu, ia sangat menyayangkan sikap warga tersebut. Satu sisi ia ingin bersikap tegas, namun disisi lain tidak ada landasan hukum.
"Sebenarnya kalau melihat model begini, polisi India harus turun ini, karena tidak ada apa-apanya gitu, warga tidak patuh," tandasnya.
Penulis : Kontributor Banjarmasin, Andi Muhammad Haswar | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.