Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi dan Sejarah Ditetapkan Hari Kartini yang Jatuh Setiap 21 April

Kompas.com - 21/04/2020, 07:30 WIB
Puthut Dwi Putranto Nugroho,
Dony Aprian

Tim Redaksi

Sahabat pena R.A. Kartini

R.A. Kartini kecil berusia 12 tahun menempa pendidikan di sekolah mentereng pada zaman kolonial Hindia Belanda di Indonesia, Europeesche Lagere School (ELS).

Sejatinya sekolah ini dikhususkan untuk anak-anak keturunan Eropa, timur asing atau pribumi dari tokoh terkemuka.

Saat itu, R.A. Kartini begitu menggemari pelajaran bahasa Belanda yang menjadi bahasa komunikasi wajib bagi murid-murid ELS.

Sayangnya, aktivitas belajar di ELS tak dapat berlangsung lama karena ia dipingit dan harus tinggal di rumah.

Meski demikian, R.A. Kartini tak mau mengurung diri, ia justru memanfaatkan kesempatan itu memilih belajar sendiri, membaca, dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda, salah satunya bernama Rosa Abendanon.

R.A. Kartini Menikah

Tak lama kemudian, R.A. Kartini menikah dengan Bupati Rembang Raden Adipati Joyodiningrat pada tanggal 12 November 1903.

Mengerti akan keinginannya, sang suami memberi kebebasan dan mendukungnya mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang.

Berkat kegigihannya, dia mendirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini (Sekolah Kartini) di Semarang pada tahun 1912, kemudian menyusul Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.

Kini, Gedung tersebut disebut sebagai Gedung Pramuka.

Dari pernikahannya, R.A. Kartini memiliki anak pertama sekaligus menjadi anak terakhirnya yang lahir pada tanggal 13 September 1904 bernama Soesalit Djojoadhiningrat.

Empat hari pasca melahirkan, R.A. Kartini meninggal dunia pada 17 September 1904.

Wafat diusia 25 tahun, R.A. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang, Jawa Tengah.

Walaupun sudah tiada, karya tulisan R.A. Kartini berhasil dikumpulkan Mr JH Abendanon, sahabatnya di Belanda.

Pada 1911, sahabatnya tersebut juga menerbitkan karya tulisan R.A. Kartini dalam buku berjudul Door Duisternis tot Licht atau Habis Gelap Terbitlah Terang.

Dan pada 1922 buku tersebut terbit dalam bahasa melayu yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang" diterbitkan Balai Pustaka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com