Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/04/2020, 05:30 WIB
Aam Aminullah,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Tradisi munggahan menyambut bulan suci Ramadan biasanya dilaksanakan penuh sukacita oleh warga muslim.

Termasuk di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat ditiadakan tahun 2020 ini.

Namun pada tahun 2020, di tengah merebaknya wabah virus corona, tradisi-tradisi munggahan khas daerah ini terpaksa ditiadakan.

Di Kabupaten Sumedang, tradisi gembrok liwet di Kecamatan Pamulihan, ngagogo lauk di sejumlah kecamatan, hingga mandi massal di muara Sungai Cikandung, Kecamatan Cimalaka terpaksa ditiadakan.

Kepala Desa Citali Kecamatan Pamulihan Nana Nuryana mengatakan, tradisi gembrong liwet sejatinya telah dijadwalkan akan dilaksanakan hari ini, Minggu (18/4/2020).

Baca juga: TB Hasanuddin Apresiasi Karnaval Munggahan di Cirebon

Akan tetapi, situasi di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 ini tidak memungkinkan tradisi munggahan gembrong liwet dilaksanakan.

"Iya, demi keselamatan dan keamanan bersama, tradisi munggahan gembrong liwet ini ditiadakan tahun ini," ujar Nana kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu.

Nana menuturkan, jika Indonesia, Kabupaten Sumedang khususnya sudah benar-benar dinyatakan aman dari pandemi corona, maka tradisi gembrong liwet tahun ini akan dilaksanakan setelah Lebaran Idul Fitri.

"Tapi itu juga kalau pemerintah sudah benar-benar menyatakan aman dari virus corona. Kalau tidak, ya kami tetap ikuti anjuran pemerintah untuk tidak mengadakan kegiatan yang akan menimbulkan kerumunan orang," tutur Nana.

Baca juga: Jelang Tradisi Munggahan, Jalur Arah Priangan Timur Macet Total

Keselamatan lebih utama

Nana menyebutkan, keselamatan bersama lebih utama ketimbang harus melaksanakan tradisi yang nantinya akan berakibat fatal dan mengancam keselamatan banyak orang.

"Iya prinsipnya itu, yang lebih utama keselamatan jiwa banyak orang. Masyarakat kami (Desa Citali) juga paham akan hal ini dan patuh dengan anjuran pemerintah," sebut Nana.

Gembrong liwet merupakan tradisi munggahan turun temurun di Desa Citali, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.

Pada kegiatan gembrong liwet, warga dari seluruh dusun di Desa Citali berkumpul di lapangan terbuka, memasak nasi liwet dan menyantapnya secara bersamaan.

"Gembrong Liwet merupakan tradisi menyambut bulan suci Ramadan, atau seminggu sebelum memasuki bulan suci Ramadan. Tujuannya untuk memupuk kebersamaan," katanya.

 

Tradisi ngagogo lauk

Selain tradisi gembrong liwet, di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang ada tradisi ngagogo lauk yang rutin dilaksanakan tiap tahun menyambut bulan Ramadan.

Tokoh masyarakat Sumedang H Umuh Muchtar rutin menggelar tradisi ngagogo lauk ini di wilayah sekitar tempat tinggalnya di Tanjungsari.

Namun untuk tahun ini, tradisi ngagogo lauk terpaksa ditiadakan.

"Tahun ini ditiadakan, karena situasinya tidak memungkinkan. Untuk keamanan dan keselamatan bersama lebih baik mengikuti anjuran pemerintah. Kalau dilaksanakan akan menimbulkan kerumunan orang," ujar H Umuh Muchtar, Manajer Persib Bandung ini kepada Kompas.com melalui WhatsApp, Sabtu (18/4/2020).

Selain dua tradisi tersebut, tradisi munggahan mandi atau menyucikan diri secara massal di muara Sungai Cikandung di Cimalaka juga ditiadakan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com