Herman membuat satu APD hanya membutuhkan waktu satu jam.
Adapun bahan-bahannya menggunakan plastik polybag, lakban dan lilin untuk dililitkan agar berbentuk pakaian.
Untuk bagian wajah, Herman menggunakan masker gas dan pelindung mata berbahan plastik yang telah dimodifikasi.
Baca juga: Penyebab Rusuh Lapas Tuminting Manado, Narapidana Minta Dibebaskan karena Takut Terinfeksi Corona
Herman juga mengenakan sepatu bot pada saat mencukur pelanggannya di tempat cukur yang diberi nama Chemot Barbershop.
"Terinspirasi awal pada 24 Maret itu karena ada corona jadi enggak ada tuh yang potong rambut. Muncullah ide dan kebetulan punya bahan plastik polybag juga kan," ujar dia.
"Jadi saya pikir kenapa enggak bikin aja kayak hazmat gtu. Tiba-tiba langsung kepikiran hari itu juga dan langsung buat dengan alat seadanya itu," imbuhnya.
Pemilik Chemot Barbershop ini menyebut APD tersebut hanya digunakan untuk melayani pelanggan saja dan tidak untuk aktivitas sehari-hari.
Baca juga: Setelah Dikarantina 2 Pekan, Calon Perwira asal Sumbar Dinyatakan Positif Corona
Tidak hanya itu, pelanggan juga diberi fasilitas cairan hand sanitizer dan masker untuk menjaga kebersihan agar tidak terjadi penularan virus corona.
"Alat APD itu bikinnya 3, tiap satu hari ganti dan kita cuci semprot disinfektan. Jadi kalau customernya paling kita semprot hand sanitizer saja pakai masker juga," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.