Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tetap Cari Nafkah di Tengah Wabah, Pencukur Rambut Ini Kenakan APD

Kompas.com - 12/04/2020, 12:03 WIB
Afdhalul Ikhsan,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KABUPATEN BOGOR, KOMPAS.com - Herman Maulanasyah harus memutar otak agar bisnis cukur rambut miliknya tidak gulung tikar imbas penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pasalnya, laki-laki 40 tahun ini masih harus menghidupi seluruh keluarganya.

Sebagai pengusaha kecil yang hanya bergantung pada bisnis barbershop, dia pun harus berjuang meyakinkan para pelanggan agar tidak takut untuk mencukur rambut.

Baca juga: Selama Sepekan RSU Datu Beru Takengon Tidak Kedatangan ODP Corona

Terlebih, saat ini para pencukur rambut dan pelanggan sangat khawatir tertular virus corona.

Herman mengatakan, sejak adanya virus tersebut penghasilan dari mencukur rambut menurun drastis.

Herman, sang tukang cukur mengenakan APD dan mencukur rambut pelanggannya, Herman, sang tukang cukur mengenakan APD dan mencukur rambut pelanggannya,

Biasanya dalam sehari mampu melayani hingga 30 orang, kini hanya lima orang saja di lokasi pangkas rambut Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Namanya kita berkeluarga tiap hari butuh pemasukan, jadi tetap harus kerja nyari duit meskipun di tengah pandemi ini. Jadi awalnya karena enggak ada yang datang potong rambut, sepi. Ditambah lagi harga potong di sini aja cuman 15 ribu doang, mulai mikir bagaimana caranya biar bisa bertahan," ucap Herman kepada Kompas.com, Minggu (12/4/2020).

Baca juga: Viral Video Warga Diduga Terinfeksi Corona di Batam, Ternyata Pingsan karena Kelaparan

Sejak saat itu, dia pun menemukan ide membuat alat pelindung diri (APD) mirip pakaian hazmat.

APD hasil kreasi Herman ini dibuat untuk mengantisipasi terjadinya penularan virus corona di antara pelanggan dan pencukur rambut.

 

Herman Maulanasyah saat mencukur rambut di Chemot Barbershop, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/20202/.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Herman Maulanasyah saat mencukur rambut di Chemot Barbershop, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/20202/.
Herman membuat satu APD hanya membutuhkan waktu satu jam.

Adapun bahan-bahannya menggunakan plastik polybag, lakban dan lilin untuk dililitkan agar berbentuk pakaian.

Untuk bagian wajah, Herman menggunakan masker gas dan pelindung mata berbahan plastik yang telah dimodifikasi.

Baca juga: Penyebab Rusuh Lapas Tuminting Manado, Narapidana Minta Dibebaskan karena Takut Terinfeksi Corona

Herman juga mengenakan sepatu bot pada saat mencukur pelanggannya di tempat cukur yang diberi nama Chemot Barbershop.

"Terinspirasi awal pada 24 Maret itu karena ada corona jadi enggak ada tuh yang potong rambut. Muncullah ide dan kebetulan punya bahan plastik polybag juga kan," ujar dia.

Herman Maulanasyah saat mencukur rambut di Chemot Barbershop, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/20202/.KOMPAS.COM/AFDHALUL IKHSAN Herman Maulanasyah saat mencukur rambut di Chemot Barbershop, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (11/4/20202/.

"Jadi saya pikir kenapa enggak bikin aja kayak hazmat gtu. Tiba-tiba langsung kepikiran hari itu juga dan langsung buat dengan alat seadanya itu," imbuhnya.

Pemilik Chemot Barbershop ini menyebut APD tersebut hanya digunakan untuk melayani pelanggan saja dan tidak untuk aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Setelah Dikarantina 2 Pekan, Calon Perwira asal Sumbar Dinyatakan Positif Corona

Tidak hanya itu, pelanggan juga diberi fasilitas cairan hand sanitizer dan masker untuk menjaga kebersihan agar tidak terjadi penularan virus corona.

"Alat APD itu bikinnya 3, tiap satu hari ganti dan kita cuci semprot disinfektan. Jadi kalau customernya paling kita semprot hand sanitizer saja pakai masker juga," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com