Lies mengungkapkan, mereka yang tidak bertugas di ruang isolasi memberi dukungan lewat kemampuan masing-masing.
Dengan begitu, para perawat atau tim medis jadi tidak merasa sendiri.
“Mereka merasa tidak sendiri berjuang. Dukungan itu dari telepon dan bawa apapun. Kiriman makanan itu sangat berlimpah,” kata Lies.
Baca juga: Kisah Polwan di Bandung, Batalkan Resepsi Nikah dan Pesta Adat karena Corona
Menurut Lies, sebenarnya semua tim medis merasa khawatir dan takut terhadap virus corona.
Namun, mereka sadar bahwa tidak ada lagi yang akan menangani pasien selain tim medis.
Mereka pun akhirnya mampu menepis rasa gentar.
Dalam sekejap, mereka mengubah rasa takut menjadi percaya diri, karena memiliki pengetahuan dan pengalaman selama ini.
Selain itu, menurut Lies, para perawat sejak awal sudah memiliki niat ibadah dalam bekerja secara profesional melayani warga.
“Kami ini sebenarnya juga takut, apalagi kalau membayangkan yang di berita-berita itu,” kata Lies.
Namun, solidaritas dan dukungan teman sejawat membuat kebersamaan semakin kental.