Salin Artikel

Dukungan untuk Perawat, Ucapan di Telepon hingga Kiriman Makanan yang Tak Henti

Namun, bayi tersebut terus menunjukkan tanda membaik setelah masa perawatan mendekati penghujung pekan ketiga.  

Direktur RSUD Wates Lies Indriyati selalu memantau laporan kondisi setiap pasien.

Tak peduli siang atau malam, para perawat selalu memberikan laporan kepadanya.

Lies mengatakan, suasana gembira selalu terlukis jelas di antara tim medis, baik dokter dan perawat yang menangani pasien Covid-19.

“Saya setiap saat telepon, apalagi kalau malam seperti ini. Terdengar ceria di telepon. Kelihatan tidak dibuat-buat. Alhamdullilah mereka ceria,” kata Lies saat dihubungi Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Dukungan dari sesama perawat

Kegembiraan itu tidak cuma karena kondisi pasien yang terus membaik.

Menurut Lies, kegembiraan itu terbangun oleh banyaknya dukungan, terutama dari teman sejawat.

Perhatian dari sesama perawat begitu besar.


Lies mengungkapkan, mereka yang tidak bertugas di ruang isolasi memberi dukungan lewat kemampuan masing-masing.

Dengan begitu, para perawat atau tim medis jadi tidak merasa sendiri. 

“Mereka merasa tidak sendiri berjuang. Dukungan itu dari telepon dan bawa apapun. Kiriman makanan itu sangat berlimpah,” kata Lies.

Menurut Lies, sebenarnya semua tim medis merasa khawatir dan takut terhadap virus corona. 

Namun, mereka sadar bahwa tidak ada lagi yang akan menangani pasien selain tim medis.

Mereka pun akhirnya mampu menepis rasa gentar.

Dalam sekejap, mereka mengubah rasa takut menjadi percaya diri, karena memiliki pengetahuan dan pengalaman selama ini.

Selain itu, menurut Lies, para perawat sejak awal sudah memiliki niat ibadah dalam bekerja secara profesional melayani warga.

“Kami ini sebenarnya juga takut, apalagi kalau membayangkan yang di berita-berita itu,” kata Lies.

Namun, solidaritas dan dukungan teman sejawat membuat kebersamaan semakin kental.


Hal tersebut yang bisa membuat para perawat semakin kuat.

“Kebersamaan itu membuat mereka kuat,” kata Lies.

Perlindungan untuk perawat

Sementara itu, Pelaksana tugas Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami mengungkapkan, pemerintah juga terus berupaya mencukupi segala hal yang diperlukan bagi para tenaga medis.

Misalnya memastikan kelengkapan alat pelindung diri (APD) hingga sarana dan prasarana isolasi di rumah sakit.

Dengan terpenuhi semua kebutuhan, dokter dan perawat dinilai dapat bekerja dengan tenang. 

“Begitu mendengar positif pasti takut. Tapi harapan kami, mental tenaga medis itu harus mental baja,” kata Sri Budi.

Pemkab Kulon Progo menambah anggaran penanganan bencana Covid–19 menjadi Rp 25 miliar dari rencana semula Rp 21 miliar.

“Perkembangan terakhir tidak hanya 21 miliar untuk Kulon Progo tapi 25 miliar,” kata Bupati Kulon Progo Sutedjo, Jumat, (3/4/2020).

Sutedjo mengatakan, penganggaran ini memprioritaskan tindakan medis, dampak ekonomi dan dampak sosial.

Dari semuanya, penanganan medis menjadi yang paling utama dan memerlukan dana sekitar Rp 14 miliar, baik untuk Dinas Kesehatan, RSUD Wates dan RSUD Nyi Ageng Serang. 

Sri Budi mengungkapkan, pengadaan APD menjadi salah satu prioritas anggaran.

Selain itu, pihaknya akan menambah ruang isolasi untuk menangani pasien.

“RSUD ada 6 (ruang isolasi) akan ditambah hingga menjadi 10. Nyi Ageng Serang 1 ruang isolasi dan akan tambah jadi 6,” kata Sri Budi.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/04/16074641/dukungan-untuk-perawat-ucapan-di-telepon-hingga-kiriman-makanan-yang-tak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke