Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Takut, Jenazah Pasien Positif Corona Ditutup Berlapis-lapis, Didisinfeksi, dan Aman Dikubur

Kompas.com - 03/04/2020, 19:30 WIB
Dani Julius Zebua,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

KULON PROGO, KOMPAS.com –Tidak perlu takut pada jenazah yang meninggal dunia karena positif menderita Coronavirus Diseases (Covid) – 19.

Rumah sakit yang merawat pasien Covid-19 akan menanganinya dengan sangat baik dan aman. 

Jenazah akan dibungkus berlapis-lapis, hingga memastikan tidak ada kebocoran. 

Baca juga: Cerita Pilu Petugas Medis Makamkan Jenazah Pasien Covid-19, Dilempari Batu hingga Dihadang Warga

Dengan demikian, tidak perlu ada alasan bagi warga untuk menolak kedatangan jenazah seperti di sejumlah daerah.

Apalagi sampai menolak dikuburkan di wilayah di mana pasien itu tinggal.

“Jenazah itu diperlakukan khusus sampai ke liang,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinas Kesehatan Kulon Progo, Ananta Kogam Dwi Korawan, Jumat (3/4/2020). 

Kogam mengungkapkan, pemerintah dan rumah sakit memiliki standar melayani jenazah korban tertular virus SARS CoV-2 ini.

Rumah sakit akan membungkus sangat rapat jenazah dengan plastik dan diikat. 

Baca juga: Aa Gym Prihatin Banyak Warga Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19

Mayat juga dibungkus kantung, dimasukkan dalam peti, dan ditutup rapat. Selain itu ada proses disinfeksi.

 

Penanganan dari rumah sakit sampai ke kubur juga khusus. Dengan upaya demikian, warga diminta tidak perlu cemas pada jenazah pasien Covid-19.

“Sudah aman,” kata Kogam. 

Kogam mengungkapkan, dengan penanganan seperti itu, seharusnya warga tidak perlu takut, apalagi sampai menolak jenazah korban Corona. 

Baca juga: Tiga TPU Jadi Permakaman Jenazah Kasus Covid-19 di Tangsel

Ketakutan sebagian warga dinilai  berlebihan. Ironisnya, ketakutan itu dibumbui informasi yang tidak benar via media sosial tentang jenazah pasien dan penyakit Covid itu sendiri.

Warga dinilai belum bisa membedakan informasi yang benar atau tidak. Persoalan penyakit menular pun malah melebar menjadi persoalan sosial. 

“Karenanya masyarakat harus bisa menyaring informasi dengan tidak mentah-mentah menerima informasi itu. Mari tanyakan ke yang berkompeten,” kata Kogam.

Kogam mengungkapkan, Kulon Progo menyiapkan banyak hal untuk mengantisipasi kejadian serupa.

Baca juga: Bupati Batang Minta Warga Tak Tolak Pemakaman Jenazah Pasien Corona

Mereka menyiapkan prosedur penanganan jenazah hingga penguburannya. Rencananya, pemerintah juga akan menggencarkan sosialisasi. 

“Karenanya hari ini kita siapkan semuanya,” kata Kogam usai Pelatihan Penanganan Korban Virus Covid-19 oleh Dinkes Kulon Progo di komplek Pemkab Kulon Progo.

 

Hingga kini, Kulon Progo terbilang kondusif. Belum ada warga yang meninggal dunia karena Corona.

Dinkes Kulon Progo mencatat jumlah pasien positif Covid-19 masih satu, seorang bayi 4 bulan. Kondisinya semakin membaik.

Namun, pemerintah meningkatkan kewaspadaan, jangan sampai terjadi penolakan seperti di daerah lain.

“Orang kost saja sudah ada yang ditolak,” kata Kogam.

Bupati Kulon Progo, Sutedjo mengharapkan, kejadian penolakan warga pada jenazah pasien penyakit menular tidak terjadi di Kulon Progo. 

Baca juga: 5 Fakta yang Perlu Diketahui soal Jenazah Covid-19 Ketika Hendak Dimakamkan

Sutedjo mengingatkan agar warga menjunjung nilai gotong royong dan kebersamaan. Warga juga mesti meyakini langkah RS. 

Sutedjo sekaligus menepis anggapan perlunya memisahkan kubur para jenazah pasien virus corona.

Langkah seperti ini dinilai justru menciptakan persoalan sosial baru dan merusak kearifan lokal yang selama ini berkembang kuat di antara masyarakat.

Karenanya, pemerintah akan terus menggenjot sosialisasi di masyarakat untuk meredam potensi gejolak sosial. 

“Kita membangun masyarakat melawan Corona ini dengan kebersamaan. Gotong royong. Jangan semaunya sendiri. Jangan egois,” kata Sutedjo.

 

Kulon Progo belum muncul kasus menonjol penderita Covid-19. Pasien positif virus corona baru satu kasus, bayi 4 bulan.

Kondisinya sekarang semakin membaik dan menunggu hasil laboratorium setelah lebih 14 hari melewati masa kritis di RSUD. 

Mereka yang merupakan pasien dalam pengawasan (PDP) kini 5 orang. Sebanyak 5 lainnya dinyatakan negatif SARS CoV-2. Sementara mereka yang dalam pemantauan (ODP) bertambah begitu cepat hingga 242 orang. 

Pertambahan ODP berlangsung di tengah banjirnya perantau  masuk Kulon Progo. Pemkab mencatat lebih 3.500 orang masuk Kulon Progo sepanjang Maret 2020 lalu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com