Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolong Warga Terdampak Corona, Siswa SMA di Bandung Buat Gerakan “Bantu Satu Ajak Dua”

Kompas.com - 02/04/2020, 11:06 WIB
Reni Susanti,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Pemerintah mengeluarkan kebijakan Work From Home (WFH) untuk memutus rantai penularan virus corona (Covid-19) di Indonesia.

Namun tidak semua orang bisa WFH. Ada sebagian warga yang tetap bekerja ke luar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Terutama mereka yang berpenghasilan harian seperti pedagang.

Melihat kondisi ini, hati Rakean Radya Al Barra tergerak. Ia kemudian berdiskusi dengan keluarganya tentang fenomena ini dan apa yang bisa dilakukan untuk membantu mereka yang berpenghasilan harian.

“Yang terkena dampak ini sangat banyak, jadi yang harus membantupun perlu banyak orang. kemudian keluarlah ide ini, program Bantu 1 Ajak 2,” ujar Rakean saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/4/2020) malam.

Baca juga: Cara Warga Sleman Bantu Keluarga yang Isolasi Mandiri, Jaga dan Penuhi Kebutuhannya

Pada intinya, sambung Rakean, Bantu Satu Ajak Dua ini gerakan membantu satu orang atau satu keluarga untuk memenuhi kebutuhannya selama 14 hari. Beri edukasi untuk berdiam diri dan penuhi kebutuhannya.

Gerakan ini akan efektif bila dilakukan dalam waktu bersamaan oleh banyak. Namun bila dirasa belum mampu melakukannya secara mandiri, bisa mengajak teman untuk patungan.

Bisa pula patungan kepada lembaga/kelompok yang mengkoordinir pemenuhan kebutuhan untuk masyarakat sekitar yang terkena efek karantina ini.

Ide ini kemudian mulai direalisasikan Rakean dengan mengonsep video dan mencari data. Sang adik membantu membuat animasi dan ayahnya membantu merekam dengan kameranya.

Baca juga: Peternak di Solo Sumbang 2.000 Telur untuk Bantu Warga Terdampak Virus Corona

 

Bantu penjual cuanki keliling

Ibunya pun ikut membantu dengan mengedukasi orang yang akan mendapat bantuan. Mulai dari bahaya virus hingga kebutuhan apa yang mereka perlukan untuk tinggal di rumah.

“Dari sana saya olah hingga menjadi video yang sekarang sudah dapat dilihat. Proses ini menghabiskan waktu sekitar 1 minggu,” tuturnya.

Video ini mendapat banyak respons positif. Mereka bergabung untuk membantu dan mendukung gerakan ini sepenuhnya.

Salah satu yang terbantu lewat gerakan ini adalah penjual cuanki keliling. Sejak diberlakukan WFH, pedagang ini hanya mendapat dua pembeli meski sudah berjalan berkeliling seharian.

“Ketika diajak ngobrol dan diberi bantuan, dia bertanya, apakah uangnya harus dikembalikan?” katanya.

Baca juga: Parpol Bantu Warga Terdampak Wabah Covid-19, Sumbang 4 Ton Beras hingga Ramuan Empon-empon

Setelah dijelaskan, penjual cuanki ini berkomitmen untuk menetap di rumah dan tidak berjualan lagi.

Rakean menjelaskan, saat ini belum memiliki data pasti berapa banyak orang yang membantu atau terbantu. Begitupun dengan sebaran gerakan ini.

 

Rancang program relawan

Pihaknya saat ini tengah merancang program di indorelawan.org untuk mengelola volunteer yang berminat gabung menjadi eksekutor atau integrator dalam gerakan ini.

Ketika ditanya apa yang menyemangatinya membuat gerakan ini, Rakean menjawab karena urgensi virus corona.

“Ini butuh ditanggapi dengan cepat dan dengan gerakan bersama-sama yang terkonsentrasi sehingga bisa flatten the curve dan make a difference,” ucapnya.

Saat ini ada enam orang yang mengembangkan roadmap dan konten. Tiga teman sekelasnya, ayahnya, dua dari Karang Taruna Jabar, dan sisanya graphic designer dari Karasa.bdg.

Siswa yang aktif berorganisasi ini berharap, gerakan ini bisa membantu banyak orang dan wabah ini segera berakhir.

Baca juga: Jangan Hanya Andalkan Pemerintah, Solidaritas Warga Lebih Efektif Selama Karantina Wilayah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com