Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita 60 Warga Desa Ini Isolasi Mandiri Setelah Ada yang Meninggal PDP Corona

Kompas.com - 01/04/2020, 11:13 WIB
Sukoco,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

MAGETAN, KOMPAS.com –  Sebanyak 20 kepala keluarga di salah satu desa di Kecamatan Barat, Kabupten Magetan, Jawa Timur, secara sukarela melakukan isolasi mandiri setelah salah satu warga di kawasan tersebut meninggal dinyatakan PDP virus corona.

Camat Barat Yok Sujarwadi mengatakan, 20 KK yang melakukan isolasi mandiri merupakan warga satu RT dan terdiri dari 60 jiwa dengan 20 anak-anak.

“Sudah 2 hari kemarin mereka secara sukarela melakukan isolasi mandiri. Ada 60 jiwa dan 20 di antaranya anak-anak,” ujar Yok, melalui sambungan telepon, Selasa (31/3/2020).

Yok Sujarwadi menambahkan, selama diisolasi selama 14 hari, ke-60 warganya tersebut dilarang keluar dari lingkungan.

Baca juga: Di Tengah Wabah Corona, Ratusan Ribu WNA Keluar Masuk Bali Selama Maret

 

Meski demikian, mereka diizinkan untuk sejenak keluar ke halaman rumah untuk beraktivitas seperti menjemur pakaian dan membersihkan halaman rumah.

“Keluarnya paling menyapu di halaman rumah mereka. Selebihnya kegiatannya di dalam rumah,” imbuh dia.

Membentuk posko

Untuk memantau kebutuhan warga yang melakukan isolasi mandiri, Yok Sujarwadi mengaku warga telah membuat posko.

Posko tersebut diletakkan di ujung gang masuk agar mudah melakukan koordinasi dengan warga yang melaukan isolasi mandiri.

“Pihak desa membuat posko di gang jalan masuk lingkungan mereka agar mudah memantau dan koordinasi,” ucap dia.

 

Selama menjalani karantina mandiri hingga 14 hari, pemerintah daerah memberikan bantuan sembako serta kebutuhan lain seperti sarapan, susu dan obat obatan serta buah-buahan.

Baca juga: Gubernur NTT: Karantina Daerah Kewenangan Pemerintah Pusat

 

Pemerintah daerah juga secara rutin melakukan pemantauan terhadap kesehatan mereka.

“Setiap pagi diantarkan sarapan, ada juga bantuan sembako, susu dan buah-buahan. Tim medis rutin memeriksa kondisi kesehatan mereka,” kata dia.

Grup WhatsApp dan dukungan warga

Untuk memudahkan komunikasi antara tim pemantau di posko dan warga yang melakukan isolasi mandiri, Yok Sujarwadi mengaku pemerintah desa telah membuat grup di media sosial.

Melalui grup tersebut tim di posko juga bisa memnatau kondisi warga tanpa harus sering kontak langsung.

“Pihak desa sudah buat grup WA, jadi kami bisa komunikasi apa kebutuhan mereka dan bagaimana kondisi mereka melalui grup tersebut,” ujar dia.

Sejumlah warga yang mengetahui puluhan tetangga mereka melakukan isolasi mandiri juga memberi dukungan dengan berbagai cara.

Dukungan yang paling banyak dilakukan warga adalah dengan mengirimkan makanan dan obat-obatan.

Baca juga: Pemprov NTT Siapkan Rp 275 Miliar untuk Masyarakat yang Terdampak Corona

Yok Sujarwadi mengatakan, dibutuhkan saling pengertian antar warga untuk memutus mata rantai penularan virus corona yang sat ini mewabah.

 

 

Warga yang sempat berinteraksi dengan pasien PDP yang meninggal memahami pentingnya langkah isolasi mandiri untuk memastikan kondisi kesehatan mereka sehingga jika tertular virus corona tidak menyebar lebih luas.

Poster larangan memasuki dan penutupan desa

Sebelumnya, sebuah unggahan di media sosial di Kecamatan Barat memasag poster larangan bagi warga lain untuk tidak memasuki desa mereka.

Foto pemasangan portal dari bambu serta penutupan jalan menggunakan tangga juga beredar di media sosial.

Yok Sujarwadi mengatakan, unggahan yang diunggah salah satu desa di wilayahnya dimaksudkan sebagai imbauan kepada warga terkait Covid-19 bukan sebagai pemblokiran desa.

“Itu hanya imbauan, bukan ditutup. Itu untuk kewaspadaan warga dari desa tersebut maupun dari luar desa,” ujarnya

Merujuk dari data di https://infocovid19.jatimprov.go.id/ hingga hari Selasa jumlah pasien positif virus corona di Magetan 9 pasien, pasien dengan pengawasan PDP 9 orang dan orang dalam pemantauan ODP 45 orang.

Baca juga: Menangis Izinkan Anak Jadi Relawan Covid-19, Bupati Magetan: Saya Tahu Mengancam Nyawa

Untuk mengantisipasi penyebaran virus corona lebih meluas, pemerintah daerah Magetan membuka 6 posko pengawasan di 6 pintu masuk perbatasan antar kota.

Setiap kendaraan yang lewat disemprot dengan desinfektan dan penumpang kendaraan dilakukan pemantauan suhu tubuh mereka.

Pemerintah Kabupaten Magetan juga melakukan pembatasan jam operasional sejumlah kawasan zona merah yang memiliki pasien positif corona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com